Ilmutasawuf tampaknya merupakan jawaban yang palking tepat karena ilmu ini memberikan corak batin terhadap ilmu fiqih. Corak batin yang dimaksud, seperti ikhlas dan khusu' berikut jalannya masing-masing. Bahkan, ilmu ini dapat menumbuhkan kesiapan manusia untuk melaksanakan hilim-hukum fiqih.
Oleh Reyhandito ArifinMahasiswa Ilmu Politik UITasawuf memiliki ratusan definisi dan makna yang tidak pernah habis untuk selalu dikaji. Salah satu definisi tasawuf dari seorang sufi bernama Ma’ruf Al-Karkhi yaitu ilmu mencari hakikat dan meninggalkan segala kepalsuan. Sebagian orang berpendapat bahwa tasawuf itu adalah ilmu yang rumit dan sulit dipahami, sehingga ilmu tasawuf tidak akan mampu menarik perhatian kalangan muda. Namun, dalam artikel ini saya akan membahas apakah tasawuf memang tidak cocok dipelajari oleh para milenial atau malah relevan untuk menjawab krisis terhadap pemahaman agama yang cenderung dangkal terutama di kalangan sudut pandang sebagai mahasiswa, saya sering kali berbincang dan berdiskusi sesama teman mengenai berbagai hal yang tidak jarang berujung pada pembicaraan mengenai spiritualitas. Pertanyaan-pertanyaan skeptis mengenai agama dan ketuhanan sering kali dilontarkan dan seringkali terjadi debat kusir. Pertanyaan mengenai apakah Tuhan benar-benar ada? Mengapa harus ada banyak agama? Sampai pertanyaan fundamental. Seperti, apa gunanya kita shalat? Terkadang kita tidak mendapat jawaban yang memuaskan. Sehingga mereka yang merasa segalanya butuh jawaban logis akan memilih menjadi ateis. Sementara sebagian yang lain cukup meyakini, bahwa agama memang tidak bisa dipertanyakan kebenarannya dan menolak untuk kritis dalam sebagai revolusi spiritual menawarkan kepada kita untuk memandang agama secara mendalam dan openmind. Itulah yang menjadi jawaban atas pemahaman agama kita yang mungkin selama ini hanya berlandaskan pada doktrin semata. Saat timbul pertanyaan mengapa kita harus shalat? Jawaban mainstream-nya adalah agar kita tidak masuk neraka. Jawaban seperti itu seringkali dibantah dengan dugaan bahwa apakah sesederhana itu hubungan antara Sang Pencipta Yang Maha Rahman dan Rahim dengan ciptaan-Nya. Para Sufi atau orang yang mengamalkan tasawuf seringkali mengingatkan untuk tidak terlalu perhitungan dengan Allah. Dalam beribadah para sufi tidak mementingkan berapa pahala yang ia dapatkan, karena dasar mereka beribadah adalah mahabbah cinta kepada kisah tentang seorang sufi perempuan bernama Rabiah al-Adawiyah. Suatu ketika Rabiah al-Adawiyah berlari-lari ke pasar sambil memegang sebilah obor menyala-nyala di tangan kanannya, dan seember air di tangan kirinya. Orang-orang pun keheranan dan bertanya, “Hai Rabiah, apa yang akan kau lakukan?” Rabiah menjawab, “Dengan api ini ingin kubakar surga, dan dengan air ini ingin kupadamkan neraka, supaya orang tidak lagi menyembah Tuhan karena takut akan neraka atau karena mendambakan surga. Aku ingin setelah ini hamba-hamba Tuhan akan menyembah-Nya hanya karena cinta.”Terkadang, karena terlalu melekat doktrin pada diri kita sampai-sampai kita melupakan siapa Tuhan kita, malah menuhankan surga dan neraka! Padahal jika kita berlogika. Bagaimana pun juga surga dan neraka adalah ciptaan Allah. Sering kali kita mengucap innalillahi wa inna ilaihi rajiun yang artinya kita semua milik Allah dan hanya kepada-Nya kita akan kembali. Maka hakikatnya kita semua kembali kepada Allah bukan kembali kepada makhluk termasuk surga dan penjelasan di atas, jangan menyimpulkan bahwa surga dan neraka itu tidak ada. Surga dan neraka itu tetap ada, namun yang harus kita renungkan adalah bagaimana melihat surga dan neraka dalam perspektif esoteris atau yang diajarkan dalam lain yang kerap ditanyakan adalah apakah dengan kita beragama Islam, maka otomatis kita dijamin masuk ke surga dan yang non Islam masuk ke neraka? Pertanyaan semacam ini tidak bisa dijawab dengan sederhana, karena perlu pembahasan yang kesempatan ini, saya hanya ingin khabarkan bahwa makna mengenai agama Islam itu telah bergeser dari substansinya. Agama Islam dewasa ini dianggap hanya sebagai identitas semata dan berujung pada egoisme kelompok. Padahal agama dalam bahasa arab disebut ad-diin. Oleh kaum sufidipahami sebagai jalan hidup, bukan sekedar identitas yang tertulis di KTP terminologi “Islam” dalam bahasa arab bermakna menyerahkan diri secara totalitas, menyelamatkan, memberikan kedamaian dan keselamatan. Maka, dengan pemahaman semacam ini kita tidak akan meributkan soal identitas karena jika kita artikan makna dari “Agama Islam” itu sendiri adalah jalan hidup yang menyelamatkan, baik menyelamatkan diri sendiri, menyelamatkan orang lain dan alam semesta.
Hubungantasawuf dengan ilmu kalam terletak pada pembahasan tentang kebenaran. Sementara pada ilmu tasawuf ditemukan pembahasan jalan atau metode praktis untuk merasakan keyakinan dan Hubungan Ilmu Kalam Filsafat Dan Tasawuf Read More » Filsafat secara umum diartikan sebagai ilmu yang memecahkan pertanyaan apakah hakikat segalanya
Tanya Bagaimana hukum masuk tarekat dan mengamalkannya? Jawab Jikalau yang dikehendaki masuk tarekat itu belajar membersihkan hati dari sifat-sifat yang rendah, dan menghiasi sifat-sifat yang dipuji maka hukumnya fardhu ain. Hal ini seperti Hadis Rasulullah saw, yang artinya “Menuntut ilmu diwajibkan bagi orang Islam laki-laki dan orang Islam perempuan”. Akan tetapi kalau yang dikehendaki masuk tarekat mu’tabarah itu khusus untuk zikir dan wirid, maka termasuk sunnah Rasulullah saw. Adapun mengamalkan zikir dan wirid setelah baiat, maka hukumnya wajib, untuk memenuhi janji. Tentang mentalqinkan mengajarkan zikir dan wirid kepada para murid, hukumnya sunnah. Karena sanad tarekat kepada Rasulullah saw, itu sanad yang sahih. وَتَعَلَّمَنْ عِلْمًا يُصَحِّحُ طَاعَةً، البيت Pelajarilah ilmu yang membuat sahnya ibadah, al-Adzkiyâ’. صَحَّتْ أَسَانِيْدُ الْأَوْلِيَاءِ إِلَى رَسُوْلِ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَدْ صَحَّ أَنَّ عَلِيًّا رَضِيَ اللهُ عَنْهُ سَأَلَ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَقَالَ يَا رَسُوْلَ اللهِ دُلُّنِيْ عَلَى أَقْرَبِ طُرُقٍ إِلَى اللهِ وَأَسْهَلِهَا عَلَى عِبَادِهِ وَأَفْضَلِهَا عِنْدَ اللهِ فَقَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لَا تَقُوْمُ السَّاعَةُ وَعَلَى وَجْهِ الْأَرْضِ مَنْ يَقُوْلُ اللهُ . إهـ وَلِقَوْلِهِ تَعَالَى وَأَوْفُوْا بِالْعَهْدِ إِنَّ الْعَهْدَ كَانَ مَسْؤُوْلًا. الإسراء 34 إهـ المعارف المحمدية، صحيفة 81 Sanad para wali kepada Rasulullah saw. itu benar sahih, dan sahih pula Hadis bahwa Ali pernah bertanya kepada Nabi saw. Kata Ali, “Wahai Rasulullah, tunjukkanlah kepadaku jalan terdekat kepada Allah yang paling mudah bagi hamba-hamba-Nya dan paling utama bagi Allah”. Rasulullah saw. bersabda, “Kiamat tidak akan terjadi ketika di muka bumi masih terdapat orang yang mengucapkan Allah”. Dasar lainnya adalah firman Allah Swt. “Penuhilah janji, sesungguhnya janji itu akan diminta pertanggung jawabannya”. al-Isrâ’ 34, al-Ma`ârif al-Muhammadiyah, halaman 81. Murid Pindah Tarekat Tanya Apakah boleh seorang murid tarekat pindah dari satu tarekat kepada tarekat yang lain? Jawab Haram pindah dari satu tarekat kepada tarekat yang lain. Namun dapat dikatakan boleh pindah, apabila dia dapat menetapi kepada tarekat yang sudah dimasuki dan istiqamah tekun pada tuntunannya. وَمَنْ ظَفَرَ بِشَيْخٍ بِالْوَصْفِ الْأَوَّلِ أَوِ الثَّانِيْ فَحَرُمَ عَلَيْهِ عِنْدَهُمْ أَنْ يَتْرُكَهُ وَيَنْتَقِلَ إِلَى غَيْرِهِ Barangsiapa telah melaksanakan baiat kepada seorang mursyid, dan mampu melaksanakan isi baiatnya, dan telah mendapat pancaran rohani darinya dengan sifat yang pertama dan kedua, maka haram baginya – menurut mereka para ulama – meninggalkan mursyid tersebut dan beralih ke mursyid yang lain, al-Fatâwa Hadisiyah, halaman 50 اِعْلَمْ أَنَّ الطَّرَائِقَ الْمَأْثُوْرَةَ الْمَشْهُوْرَةَ الْمُعَنْعَنَةَ الْوَاصِلَةَ مِنَ السَّلَفِ إِلَى الْخَلَفِ كَالْمَذَاهِبِ الْأَرْبَعَةِ، يَجُوْزُ الْاِنْتِقَالُ مِنْ مَذْهَبٍ إِلَى آخَرَ بِشَرْطِ الْوَفَاءِ فِيْمَا دَخَلَ فِيْهِ وَالْاِسْتِقَامَةِ بِآدَابِهِ Ketahuilah bahwa tarekat-tarekat yang ma’tsur, yang masyhur, yang sanadnya bersambung dari para guru tarekat terdahulu sampai belakangan adalah seperti empat madzhab dalam hal perpindahan dari satu madzhab ke madzhab yang lain. Boleh, namun dengan syarat bidang yang dimasuki oleh orang yang berpindah madzhab itu harus utuh dengan senantiasa menetapi tata kramanya Majmu’ al-Rasail al-Imam al-Ghazali, halaman 114 Sumber

Danmereka menekan inilah Tarikat. Apa Abu Hurairah maksudkan ialah ilmu Tasawuf (Ketuhanan) bukan Tarikat kerana pada masa itu Tarikat belum timbul lagi. Tetapi Tasawuf udah ada dalam zaman Nabi-nabi sebelum Rasulullah saw kerana itu dinamakan jalan ini Tasawuf Jalan Nabi-nabi. 4.

TANYA JAWAB SINGKAT TENTANG TASAWUF DAN THORIQOH Tanya Tasawuf itu ilmu apa , apa ada rujukannya..? Jawab Pada hadist riwayat muslim , dikisahkan malaikat Jibril bertanya kepada Rasulullah Saw , tentang Iman , Islam dan Ihsan . Dari hadist tsb , ulama mengelompokan ilmu untuk mempelajari iman , islam dan ihsan . Untuk iman , adalah ilmu tauhid . Untuk islam , adalah imu fiqih . Untuk ihsan , adalah ilmu tasawuf . Tanya Jadi tasawuf adalah ilmu untuk mempelajari tentang ihsan ? Jawab Benar . Tanya Bagaimana bila saya belum mempelajari tasawuf . Jawab Tidak apa apa . Namun , apabila ingin mempelajari risalah Rasulullah Saw dengan lebih lengkap , sebaiknya mempelajari ke tiga ilmu tersebut . Tanya Ihsan itu apa ? Jawab ihsan adalah engkau beribadah , seakan akan engkau melihat Allah dan bila belum bisa , maka engkau meyakini bahwa Allah selalu melihat mu . Atau badan kontak dengan mahluk , qolbu tembus kepada Allah . Tanya Mengapa ihsan jarang dibahas..? Jawab Karena itu memerlukan ilmu tersendiri yg melibatkan hal hal yg lembut . Juga secara umum kita lebih senang dan lebih mudah tentunya mempelajari/membahas hal hal yg tampak jelas dibahas dalam ilmu fiqih. Tanya Maksudnya hal yang lembut...? Jawab Ilmu Tauhid membahas tentang Iman yg berada di dalam dada . Ilmu Fiqih , membahas tentang Islam, yg lebih "bersifat keluar", lebih mudah terlihat. Misalkan ilmu syariah, muamalah dll. Ilmu Tasawuf , membahas tentang Ihsan , yg lebih "bersifat kedalam" , hal yg lembut / tidak mudah terlihat. Tanya Apa bisa disebut tasawuf adalah ilmu spritual dalam ajaran agama islam ? Jawab Bisa dibilang demikian . Dan tetap berpatokan pada konsep ihsan tersebut serta dalam kerangka iman dan islam Tanya Apakah thoriqoh itu..? Jawab Ada beberapa pengertian tentang thoriqoh . Secara bahasa, bisa berarti 'jalan' . Tanya Jalan apa..? Jawab Sesuai konsep ihsan , yaitu jalan untuk mendekatkan diri kepada Allah . Jalan atau cara agar bisa selalu merasa di lihat Allah . Tanya Hubungan thoriqoh dengan ilmu tasawuf ? Jawab Dari pengertian thoriqoh sebagai "jalan" , maka berarti thoriqoh adalah salah satu yang dipelajari dalam ilmu tasawuf . Tanya Apalagi pengertian thoriqoh ? Jawab Bisa dimisalkan sebagai suatu organisasi /perguruan. Dimana sekelompok orang bersama sama mempelajari ilmu tasawuf dibawah bimbingan seorang Mursyid . Tanya Bisa lebih di jelaskan ? Jawab Contohnya antara Perguruan Silat PS dan Thoriqoh TQ PS Sekumpulan orang belajar silat TQ Sekumpulan orang belajar tasawuf PS Yang dipelajari , jurus TQ Yang dipelajari , dzikir PS Pemegang otoritas ke ilmuan , guru besar TQ Pemegang otoritas ke ilmuan , Mursyid PS Beragam nama perguruan silat , misalkan merpati putih , tapak suci , pagar nusa , perisai diri , setia hati , dll . TQ Beragam nama thoriqoh , misalkan Qodiriyah , Naqsyahbandiyah , Alawiyah , Tijaniyah , Qodiriyah Naqsyahbandiyah , Syadziliyah , dll . Tanya Mengapa Dzkir perlu dipelajari ? Jawab Supaya bisa ihsan . Tanya Pernah baca , kalau dalam ilmu silat , semakin tinggi ilmunya , jurusnya akan keluar secara otomatis , tanpa terasa . Jawab Benar , kalau makin dalam ilmu tasawufnya , dzikirnya bisa tidak dirasa , berjalan otomatis , insha Allah . Tanya Latihannya bagaimana itu..? Jawab Sebagaimana jurus silat yang harus rajin dilatih , sesuai dengan tatacara PS tertentu , dzikir juga harus rajin dilatih , sesuai tatacara TQ tertentu . Tanya Jadi dzikir dan tata cara latihannya bisa berbeda antara TQ ? Jawab Yak , betul sekali...! Tanya Baik , terima kasih info singkatnya . Jawab Sama sama.. - Dalam dunia tsawauf seringkali dikenal istilah thoriqoh, yang berarti jalan, yakni jalan untuk mencapai keridho'an Allah SWT. Dengan pengertian ini bisa digambarkan, adanya kemungkinan banyak jalan, sehingga sebagian sufi menyatakan Aturuk biadadi anfasill makhluk, Yang artinya jalan menuju Allah SWT itu sebanyak hitungan nafas makhluk, aneka ragam dan bermacam-macam. Kendati demikian orang yang hendak menempuh jalan tersebut haruslah berhati-hati, karena dinyatakan pula "faminha mardudah waminha maqbulah" Yang artinya dari sekian banyak jalan, ada yang sah dan adapula yang tidak sah, ada yang diterima adapula yang tidak diterima. Yang dalam istilah ahli thoriqoh disebut mu'tabaroh wa ghoiru mu'tabaroh. Awalnya thoriqoh dari Nabi yang menerima wahyu dari Allah SWT melalui malaikat Jibril AS. Jadi semua thoriqoh yang mu'tabaroh itu sanadnya silsilahnya muttashil bersambung sampai kepada nabi Muhammad SAW. Kalau suatu thoriqoh sanadnya tidak sampai hingga ke Nabi Muhammad SAW, maka thoriqoh tersebut tidak sah ghoiru mu'tabaroh. Barometer lain untuk menentukan ke-mu'tabaroh-an suatu thoriqoh adalah pelaksanaan syari'at. Dalam semua thoriqoh syari'at dilaksanakan secara benar dan ketat. Thoriqoh adalah jalan atau cara atau metode. Semua ibadah ada cara atau metodenya sholat, puasa, zakat, haji semuanya ada metodenya dan cara-cara itu dinamakan Thoriqoh. Sumber Pengajian Minhajul 'abidin, 10 R. AKhir 1422 H DASAR THORIQOH “Dan jika manusia tetap pada suatu Thoriqoh, pasti mereka akan mendapatkan air yang menyegarkan”. Qs Al Jin 16 Ajaran Thoriqoh itu dititikberakan kepada ajaran Dzikrullah. Masalah Dzikrullah telah di contohkan atau diajarkan oleh Nabi Besar Muhammad SAW. Tersebut di dalam al-Qur’an “Sungguh ada bagi kamu di dalam diri Rosul itu contoh yang bagus, bagi siapa saja yang ingin bertemu Allah dan hari akhir, maka Dzikirlah kepada Allah yang sebanyak-banyak- nya”. Qs Al-Ahzab 21 Ajaran Thoriqoh / Dzikrullah ini adalah ajaran yang bersifat khusus, artinya tidak akan diberikan / diajarkan kepada siapa saja, selama orang itu tidak memintanya. Oleh sebab itu untuk menerima ajaran Thoriqoh / Dzikrullah ini harus melalui Bai’at, Tersebut di dalam al-Qur’an “Sesungguhnya orang-orang yang BAIAT kepadamu Muhammad, sesungguhnya mereka BAIAT kepada Allah” Qs Al Fath 10 PENDIRI JATMAN Pendiri JATMAN Jam’iyyah Ahlith Thariqah al-Mu’tabarah an-Nahdliyyah ada 5 orang. Dua diantaranya adalah KH. Masykur dan KH. Idham Chalid. Tiga lainnya adalah KH. Abdul Wahab Chasbullah, KH. Bisri Syansuri dan KH. Muslih Mranggen. Al-Quthb Syaikh Muhammad Amin Kutbi berpesan kepada Muassis dan Mudir Aam Jatman KH. Idham Chalid, “Idham, thariqah di Indonesia akan maju dan berkembang bila nanti dipimpin oleh seorang Habib yang bernama Habib Muhammad Luthfi bin Ali bin Hasyim Bin Yahya.” Maka sepulangnya dari Mekkah, KH. Idham bertemu dengan Habib Luthfi Bin Yahya dan bersalaman dengan durasi yang lama tanpa berkata-kata, tapi Habib Luthfi bersuara berulang-ulang, “InshaAllah, Pak Kiai, saya laksanakan.” Hal ini membuat hadirin yang melihat pemandangan itu terheran-heran. Selidik punya selidik ternyata keduanya berkomunikasi bathin. Kiai Idham bilang, “Habib, nanti kamu yang melanjutkan thariqah.” Habib Luthfi Bin Yahya pun menjawab, “InshaAllah, Pak Kiai, saya laksanakan.” Saat Muktamar Thariqah, KH. Idham berucap kepada ulama yang hadir bahwa dirinya dalam JATMAN diibaratkan seperti orang yang membangun rumah sakit, namun dokter spesialisnya adalah Habib Luthfi Bin Yahya. SALAM
8 Tasawuf akidah merupakan tasawuf yang menekankan pada masalah-masalah metafisis yang bukan termasuk masalah metafisis adalah A. Malaikat B. Bakteri C. Alam barzah D. Syurga E. Neraka 9. Contoh integrasi nilai-nilai tasawuf ke dalam akhlaq di dunia modern adalah sebeagai berikut, kecuali. A. Shalat dengan khusuk B. Wara' dalam
SOAL ILMU TASAWUFNama / NIM……………………………/………………………. PETUNJUK JAWABAN Bacalah secara teliti dan cermat sebelum anda menjawab setiap soal yang ada dihadapan anda. Untuk soal bagian A Multiple Coice, dijawab dengan memberilkan tanda silang X pada salah satu jawaban yang dianggap benart A, B, C, atau D di lembar jawaban. Untuk soal bagi B Isian, dijawab dengan melengkapi/mengisi setiap kalimat yang perlu/harus disempurnakan.. Untuk soal bagia C Pernyataan dan sebab, dijawab dengan memilih jawaban A, B, C, atau D sesuai dengan petunjuk berikut Pernyataan benar, sebab benar dan antara pernyaataan dengan sebab saling berhubungan. Pernyataan benar, sebab benar tetapi antara pernyataan dengan sebab tidak Saling berhubungan. Pernyataan benar sebab salah Pernyataan salan salah sebab benar. Untuk soal bagian D dijawab dengan menjodohkan antara setiap pernyataan Kode "angka" dengan salah satu jawaban yang tepat yang terdapat di samping pernyaataan dimaksud Kode "huruf". PILIHLAH SALAH SALAH SATU JAWABAN DI BAWAH INI YANG ANDA ANGGAP BENAR 1. Kata Tasawuf berasal dari Bahasa Arab berarti A. Suci B. Shaf C. Bulu domba D. semua benar 2. Kata Tasawuf berasal dari kata B. Shafa C. Shufuf D. Shafi 3. Ilmu tasawuf membahas tentang A. Jiwa benar D. Akhlak 4. Tasawuf dikenal sebagai suatu Ilmu lahir pada zaman A. Nabi B. Sahabat C. Tabi'in D. Khulafaurrasyidin 5. Secara konteks ajaran tashawwuf itu ada A. Dalam al-Qur-an B. Dalam al-Hadits C. A dan B. Benar D. Semua salah 6. Dalam studi ilmu tasawuf terdapat banyak orang yang di anggap sebagai Sufi, di bawah ini yang bukan termasuk kelompok sufi adalah A. Abu Yazid al-Bustami B. Rabi'ah al-Adawiyah C . Wasil bin Athak D. Zunnun al-Misri 7. Paham Hulul identik dengan faham Wujud B. Wahdatus Syuhud C. Ittihad D. Panteisme . 8. Tokoh tasawuf disebut dengan A. Shufi B. Shafi C. Shuffah 9. Kitab tasawuf karangan Imam al-Ghazali yang sangat terkenal adalah A. Tahafut al-Falasifah B. Tahafut at-Tahafut C. Risalah Qusyairiyah D. Ihya 'Ulumuddin . 10. Berikut ini tokoh tasawuf di Aceh, kecuali A. Abu Najib Suhrawardi B Abd. Rauf as-Singkili C. Syamsuddin as- Sumatrani D. Syeikh Mudawali al-Khalidi. 11. Memasuki lapangan Ilmu tasawuf harusl;ah terlebih dahulu mendalami ilmu A. Silat B. Syari'at D. Konsentrasi 12. Aliran tarikat yang berkembang sampai sekarang pada hakikatnya adalah elementasi dari ajaran tasawuf secara amaliyah praktis, di antara aliran yang tidak termasuk aliran tarikat berikut adalah A. Rifa'iyyah B. Syaziliyyah C. Syatariyah D. Jabariyah 13. Syekh Nuruddin ar-Raniry adalah penganut tarikat A. Naqsyabandiyah B. Rifaiyyah C. Shahrawardiyah D. Qadiriyah. 14. Maqam dalam ilmu tasawuf adalah nama A. Sebuah peringkat jabatan B. Sebuah perestasi C. Sebuah stasion D. Sebuah bentuk pengamalan. 15. Ahwal dalam konsep ajaran tasawuf A. Suatu keadaan batin yang dialami oleh sufi B. Suatu nama amal zikir sufi C. Suatu bai'at sufi D. Suatu target capaian sufi 16. Tujuan tarikat dan tasawuf adalah A. Membersihkan hati daalam berhubungan dengan Allah B. Membersihkan hati dari pengaruh materi C. Menyuburkan keyakinan beragama D. Semua benar. 17. Ajaran pokok Rabi'ah al-Adawiyah adalah A. Mahabbah B. Makrifah C. Hulul D. Istighatsah 18. Sejak awal masuknya Islam ke Daerah Aceh, aliran tariqat berjalan bersamaan dengannya. Ada beberapa aliran yang masih berkembang di Aceh hingga sekarang kecuali A. Tariqat Haddadiyah B. Tariqat Syatariyah C. Tariqat Naqsyabandiyah D. Tariqah Khazariyah 19. Untuk memahami tasawuf seseorang haruslah A. Sudah berkeluarga B. Sudah mapan ekonominya C. Sudah baik pemahamahan syari'ahnya D. Sudah sanggup bertapa. 20. Secara garis besarnya, aliran tasawuf dapat dibagi ke dalam di sifatnya A. Sunnah dan amaliah nabawiyah B. Sunni dan falsafi C. Sunni dan bid'i D. Sunnah shahabi dan tabi'i 21. Dalam ajaran tasawuf untuk melangkah menuju pensucian jiwa melalui A. Takalli, tahalli dan Tajajji. B. Tajalli, takhalli dan tahalli C. Tahalli, tajalli dan takhalli D. Semua benar. 22. Menurut Syekh Muhammad Amin al-Kurdi defenisi tasawuf menekankan kepada hal berikut, kecuali A. Ilmu Syari'ah B. Ilmu Thariqat C. Ilmu Haqiqat D. Ilmu Firasat 23. Ruang lingkup kajian tasawuf dilihat dari segi materi dan ilmiah antara lain, kecuali A. Astromi B. Metafisika C. Etika D. Psykologi 24. Tgk. Abdurrauf as-Singkili atau disebut Tgk. Syiah Kuala masa belajar di Timur tengah menerima ijazah tariqah Naqsyabandiyah dan Syatariyah. Setelah kembali ke Aceh ia mengembangkan A. Tariqah Naqsyabandiyah B. Tariqat Syatariyah C. A dan B. Salah E. Tariqat Samaniyah. 25. Kalimah tauhid dalam zikir tariqat adalah A. Lailaha Illa Allah B. Subhanallah C. Allah, Allah, Allah D. Istrighfar. 26. Tokoh tasawuf di Indonesia antara lain kecuali A. Hamzah Fansuri, B. Abd. Samad al-Falimbani C. Haris al-Muhasibi D. Sunan Kali Jaga 27. Ajaran tasawuf yang diajarkan oleh sufi-sufi di zaman dulu secara prinsipnya A. Bertentangan dengan syari'at B. Tidak cocok lagi dengan keadaan moderen sekarang C. Bagian dari pelaksanaan syari'at Islam D. Semua salah . 28. Mundurnya umat Islam di zaman informatika sekarang antara lain karena umat Islam terlalu gandrung dengan ajaran tasawuf, pernyataan itu A. Benar B. Salah C. Keduanya benar D. B dan C. Salah. 29. Melaksanakaan syari'at Islam secara benar sama dengan A. Mengamalkan tasawuf B. Meninggalkan ajaran tasawuf C. Mencampur adukkah ajaran berbeda D. Membuat tasawuf tidak murni lagi 30. Hamzah Fansuri terkenal ke seluruh pelosok dunia adalah karena A. Karya sastra tasawufnya B. Beliau sebagai ilmuan tidak mau menjadi pejabat C. Senantiasa berkelana sepanjang hidupnya D. Pengembang ilmu firasat ISILAH TITIK TITIK DI BAWAH INI SECARA BENAR Syeikh Abdurrauf adalah penetra dua paham yang bertentangan antara faham Hamzah Fansuri dengan oleh Nuruddin Ar-Raniry dalam faham ……… Zunnun al-Musri membawa faham ……………………. Kitab tasawuf 'Umdat al-Muhtajin adalah karangan ………….. Siyarus salikin kitab tasawuf yang popular dalam masyarakat Aceh hingga sekarang adalah karya …………………….. Abu Usman Kuta Krueng Pidie menganut tariqat ………………………….. Syekh Muda Wali al-Khalidi Labuhan Haji Aceh Selatan, pengembang tariqat …………………… Tokoh tasawuf dari Kalimantan …………………….. Salah seorang tokoh sufi yang dianggap menyipang oleh tokoh susi di zamannya dari Jawa adalah ………………. Dengan ilmu tasawuf seseorang mengetahui ……………….. Baca Juga > Sejarah Perkembangan Tasawuf Pada Abad 1 dan 2 Hijriyah Yaitudengan dua jalan. 1. Dengan mempelajari dan mengamalkan tiga macam ilmu yaitu : a. Ilmu tauhid dipandang sebagai biji iman. b. Ilmu tasawuf yang isinya mensucikan hati dari segala sifat - sifat yang dicela dalam agama dan mengisi hati dari segala sifat - sifat yang dipuji dalam agama dipandang sebagai tempat menanam biji iman.

Sufi dan tasawuf adalah ungkapan yang sering kita dengar di kalangan masyarakat. Ramainya arus perkembangan thariqah di indonesia menjadi pendongkrak ramainya kajian tasawuf belakangan ini. Kondisi ekonomi dan sosial yang tak menentu membuat manusia rindu akan kedamaian dan kedekatan dengan Allah. Dan pada akhirnya menyusuri jalan sufi adalah solusi kegalauan hati kita bersama yang telah lama terpenjara oleh hawa nafsu. Sebuah pertanyaan muncul, bagaimanakah sejarah awal ditemukannya istilah sufi dan tasawuf? Untuk menjawab hal ini, kiranya kita harus meneliti berbagai manuskrip sejarah Islam. Menurut Dr. Muhammad Ahmad Salim dalam kitab Quthuf min Basathin at-Tasawuf, ada 3 pendapat mengenai asal-usul istilah tasawuf dalam Islam. Pertama, menurut as-Siraj ath-Thusi w. 378 H istilah sufi dan tasawuf sudah dikenal sejak zaman jahiliah dan zaman awal datangnya Islam. Sirajuddin at-Thusi dalam karyanya yang berjudul al-Luma’ mengatakan, “Menurutku pendapat yang unggul adalah istilah sufi sudah dikenal sejak abad pertama Islam”. Beliau mengambil dalil dari ucapan al-Hasan al-Bashri w. 110 H yang berguru kepada para sahabat Nabi, “Aku melihat seorang sufi sedang tawaf. Aku berikan dia hadiah, anehnya dia menolak seraya mengatakan Aku masih memiliki uang empat daniq daniq diambilkan dari bahasa Persia yang bermakna seperenam dirham perak’.” Menurut as-Siraj ath-Thusi, awal mulanya istilah sufi disematkan kepada orang-orang yang memiliki kemuliaan serta suka berbuat baik kepada sesama. Pendapat as-Siraj ath-Thusi juga didukung oleh Sufyan ats-Tsauri w. 161 H yang sependapat dengannya. Sufyan ats-Tsauri menukil ucapan Muhammad bin Ishaq bin Yasar w. 151 H, “Sebelum datangnya Islam, Makkah pernah sangat sepi dari peziarah, tidak ada satu pun manusia bertawaf di Masjidil Haram. Hingga suatu ketika datanglah seorang laki-laki sufi yang bertawaf di Masjidil Haram dan kemudian meninggalkan kota Makkah”. Menurut Sufyan ats-Tsauri, “Seandainya riwayat ini benar, maka hal ini menjadi bukti bahwa ungkapan sufi sudah dikenal jauh sebelum datangnya Islam”. Kedua, menurut Abu Qasim al-Qusyairi w. 465 H, Ibnu Khaldun w. 806 H dan as-Sahrawardi w. 330 H, istilah sufi dan tasawuf baru dikenal pada akhir abad kedua Hijriah. Abu Qasim al-Qusyairi mengatakan, para tokoh panutan kaum muslimin di zaman Rasulullah hanya diberikan gelar “ash-Shahabat”. Tidak ada gelar yang lebih tinggi dari gelar ini karena gelar “ash-Shahabat” bermakna para pendamping dakwah Nabi Muhammad ﷺ. Kemudian, para panutan umat Islam pada generasi setelahnya diberikan gelar “at-tabi’in”. Umat Islam kala itu memandang gelar “at-tabi’in” para pengikut sebagai gelar yang sangat agung. Disusul kemudian, pada generasi selanjutnya muncullah gelar “tabi’ut tabi’in” para pengikut tabi’in”. Pada era selanjutnya, gelar yang disematkan lebih bermacam-macam seperti gelar “az-zahid” sang ahli zuhud dan gelar “al-ubbad” sang ahli ibadah. Bahkan, banyak kalangan sekte sesat dalam Islam yang juga menjuluki pemimpin mereka dengan gelar “az-zahid” sang ahli zuhud. Menyikapi hal ini, para ulama Ahlussunnah wal Jama’ah memberikan gelar khusus kepada jalan orang-orang yang menjaga dirinya bersama Allah, menjaga hati mereka dari lupa kepada Allah dengan julukan “at-tasawwuf”. Julukan baru ini populer di kalangan pembesar Ahlussunnah wal Jama’ah pada akhir abad kedua hijriah. Lihat Abu Qasim al-Qusyairi, ar-Risalah al-Qusyairiyyah, Beirut Dar al-Jiil, 2005, hal. 389. Ibnu Khaldun berpendapat, “Ilmu ini tasawuf adalah ilmu syariat yang baru dikenal dalam beragama. Pada dasarnya tasawuf bersumber dari ajaran para salaf dan pembesar dari kalangan para shahabat dan tabi’in yang menyusuri jalan kebenaran dan petunjuk Allah. Dasar ajaran tasawuf adalah menetapi ibadah dan berserah diri kepada Allah, menghindari gemerlapnya nafsu duniawi, menjaga diri dari terlena akan kenikmatan duniawi, harta dan pangkat derajat, serta menyepi dari makhluk demi meraih kenikmatan beribadah kepada Allah. Ajaran ini sudah sangat umum dijalankan oleh para shahabat dan para salaf. Pada akhir abad kedua Hijriah, ketika umat Islam telah terlena dalam masalah duniawi dan sibuk dengannya maka lahirlah gelar sufi dan tasawuf bagi orang-orang yang menetapi beribadah kepada Allah”. Lihat Ibnu Khaldun, Muqaddimah Ibnu Khaldun, Kairo Maktabah Taufiqiyyah, 2009, hal. 517. Ketiga, menurut sebagian kalangan ulama istilah tasawuf baru dikenal setelah abad ketiga hijriah. Akan tetapi pendapat ini sangat lemah bila dibandingkan dengan argumentasi dua pendapat sebelumnya. Pendapat ini diutarakan oleh kalangan yang tidak terlalu menyukai ajaran tasawuf seperti Ibnu Taimiyyah dan sesamanya. Lihat Ibnu Taimiyyah, Risalah as-Shufiyyah wal Fuqara’, Kairo Dar al-Hadits, 1999, hal. 9. Walhasil, ajaran sufi dan tasawuf adalah ajaran untuk mengikuti jejak para ulama salaf yang bersumber dari ajaran para shahabat dan tabi’in. Menurut sejarah, ada lima pendapat paling masyhur mengenai asal kata “sufi” dan “tasawuf” yaitu Pertama, kata sufi dan tasawuf berasal dari kata “suuf” yang bermakna pakaian dari bulu domba. Para pengikut jalan sufi awalnya dikenal dengan pakai mereka yang terbuat dari bulu domba. Pakaian bulu domba ini menunjukkan gaya hidup para sufi yang sangat sederhana dan bersahaja. Ajaran mereka pun akhirnya dikenal dengan istilah tasawuf yang bermakna orang-orang yang memakai pakaian bulu domba. Kedua, kata sufi dan tasawuf berasal dari penisbatan gelar “ahlu suffah”. Hal ini dikarenakan para sufi awalnya dikenal sebagai golongan orang-orang yang memilih hidup sederhana dan fokus beribadah kepada Allah. Sehingga, gaya hidup mereka sering disamakan dengan para shahabat Nabi yang menetap di sekitar Masjid Nabawi yang juga dikenal dengan gelar “ahlu suffah”. Dari sinilah julukan sufi dan tasawuf berasal. Ketiga, kata sufi dan tasawuf berasal dari kata “ash-shafa” yang bermakna bersih. Ungkapan ini konon berdasarkan ucapan Bisyr bin Harits, “Seorang sufi adalah ia yang hatinya bersih karena Allah.” Sebagian ulama sufi juga mengatakan ,“Seorang sufi adalah ia yang bersih perangainya karena Allah hingga menjadi terpujilah martabat mereka.” Keempat, kata sufi dan tasawuf berasal dari penisbatan kepada seorang tokoh bernama al-Ghauts bin Murr yang dijuluki “suufah”. Konon, al-Ghauts bin Murr yang hidup sebelum masa Islam adalah seorang yang ahli beribadah kepada Allah dan selalu melayani kebutuhan para peziarah di Masjidil Haram. Kemudian, orang-orang pun menjuluki setiap orang yang ahli beribadah serta mengorbankan dirinya untuk melayani para peziarah di Masjidil Haram dengan sebutan “shufiyyah” merujuk pada julukan “suufah” yang dimiliki oleh al-Ghauts bin Murr. Kelima, kata sufi ddan tasawuf berasal dari bahasa Yunani “sophia” yang bermakna kebijaksanaan. Konon, kata sufi dan tasawuf memiliki makna yang sama dengan akar kata “filusuf” yang bermakna para pecinta kebijaksanaan. Pendapat ini diutarakan oleh al-Biruni, ia mengatakan, “Ada sebagian dari kalangan Yunani yang meyakini adanya wujud hakiki hanya untuk Tuhan, sedangkan selain Tuhan yang membutuhkan kepada proses penciptaan adalah tidak nyata. Dan ini adalah pendapat kaum “sophia” yang dikenal sebagai kalangan yang bijaksana. Lihat Muhammad al-Biruni, Tahqiq al-Hind min Maqulah Maqbulah fi al-Aql aw Mardzulah, Kairo Hai’ah al-Ammah lil Qushur ats-Tsaqafah, 2003, vol. 1, hal. 24. Muhammad Tholhah al Fayyadl, Mahasiswa jurusan Ushuluddin Universitas al-Azhar Mesir, alumnus Pondok Pesantren Lirboyo

Tanya Apa itu tasawuf dan makrifat? (Tony Moeta'sin, Kupang) Jawab: Wa'alaikum salam Sederhananya, tasawuf merupakan cabang ilmu keislaman yang fokus pada kajian tentang penyucian jiwa dan akhlak atau etika. Panduannya adalah al-Quran dan sunnah Nabi sehingga imam junaid, salah seorang sufi ternama pernah mengatakan bahwa kunci tasawuf adalah al-Quran dan sunnah. SOALILMU TASAWUF Nama / NIM/. PETUNJUK JAWABAN: Bacalah secara teliti dan cermat sebelum anda menjawab setiap soal yang ada dihadapan anda. Untuk soal bagian A (Multiple Coice), dijawab dengan memberilkan tanda silang (X) pada salah satu jawaban yang dianggap benart (A, B, C, atau D) di lembar jawaban. .
  • 2sy521sz09.pages.dev/299
  • 2sy521sz09.pages.dev/12
  • 2sy521sz09.pages.dev/147
  • 2sy521sz09.pages.dev/168
  • 2sy521sz09.pages.dev/23
  • 2sy521sz09.pages.dev/219
  • 2sy521sz09.pages.dev/97
  • 2sy521sz09.pages.dev/40
  • 2sy521sz09.pages.dev/386
  • pertanyaan tentang ilmu tasawuf