Hasilpencarian yang cocok: Top 10: Wirausaha Kerajinan dengan Obyek Budaya Lokal Halaman all — Bagaimana cara Hasil pencarian yang cocok: budaya lokal Menganalisis berbagai peluang usaha dengan inspirasi artefak/objek Berbisnis sekaligus melestarikan budaya dewasa ini merupakan hal yang umum dijalankan oleh masyarakat di Indonesia
ArticlePDF AvailableAbstractStudi ini bertujuan untuk lebih memahami keberadaan ekonomi kreatif sebagai strategi yang diprediksi mampu memicu daya saing baik dalam skala nasional maupun dalam kancah internasional dalam rangka menghadapi pasar modern. Hingga saat ini, pengangguran kemiskinan, eksploitasi alam besar-besaran yang pada akhirnya menyebabkan ketimpangan baik dari segi sosial maupun pertumbuhan ekonomi masih menjadi persoalan klasik yang memerlukan solusi. Oleh karena itu, perlu adanya keselarasan dalam mendapatkan solusi tersebut, salah satu dengan harmonisasi ekonomi dan kearifan lokal yang tentu saja dapat memicu daya saing ekonomi, meningkatkan produktifitas yang pada akhirnya meningkatkan taraf hidup masyarakat dengan tetap mempertahankan budaya, adat istiadat yang menjadi karakter khas yang ditinjau dari perspektif ekonomi ini menggunakan pendekatan deskriptifkualitatif dengan metode pengumpulan data observasi, interview, dan analisis datata, sebagai sample peneliti mengambil realita pengembangan ekonomi kreatif berbasis kearifan lokal pandanus handicraft dalam menghadapi pasar modern dalam perspektif ekonomi syariah di CV Pandanus Nusa Sambisari Yogyakarta. Hasil analisis menyatakan bahwasanya handycraft memiliki efek multyplier terhadap masyarakat, karena anyaman pandan telah berkontribusi menggerakan sektor perdagangan jasa dan pertanian. Serta mampu mengembalikan nilai-nilai kearifan lokal masyarakat baik dari sisi Integrasi sektor ekonomi maupun integrasi bidang sosial yang meliputi ukhuwah islamiyah, dan terciptanya solidartas sosial. Discover the world's research25+ million members160+ million publication billion citationsJoin for freeContent may be subject to copyright. APLIKASIA Jurnal Aplikasi Ilmu-ilmu Agama ISSN 1411-8777 EISSN 2598-2176 Volume 17, Nomor 2, 2017 Page 63-78 ONLINE Pengembangan Ekonomi Kreatif Berbasis Kearifan Lokal Pandanus Handicraft dalam Menghadapi Pasar Modern Perspektif Ekonomi Syariah Study Case di Pandanus Nusa Sambisari Yogyakarta Siti Nur Azizah * Muhfiatun Fakultas Ekonomi Bisnis dan Islam FEBI Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga, Indonesia Email* cinung_azizy Abstrak. Studi ini bertujuan untuk lebih memahami keberadaan ekonomi kreatif sebagai strategi yang diprediksi mampu memicu daya saing baik dalam skala nasional maupun dalam kancah internasional dalam rangka menghadapi pasar modern. Hingga saat ini, pengangguran kemiskinan, eksploitasi alam besar-besaran yang pada akhirnya menyebabkan ketimpangan baik dari segi sosial maupun pertumbuhan ekonomi masih menjadi persoalan klasik yang memerlukan solusi. Oleh karena itu, perlu adanya keselarasan dalam mendapatkan solusi tersebut, salah satu dengan harmonisasi ekonomi dan kearifan lokal yang tentu saja dapat memicu daya saing ekonomi, meningkatkan produktifitas yang pada akhirnya meningkatkan taraf hidup masyarakat dengan tetap mempertahankan budaya, adat istiadat yang menjadi karakter khas yang ditinjau dari perspektif ekonomi ini menggunakan pendekatan deskriptifkualitatif dengan metode pengumpulan data observasi, interview, dan analisis datata, sebagai sample peneliti mengambil realita pengembangan ekonomi kreatif berbasis kearifan lokal pandanus handicraft dalam menghadapi pasar modern dalam perspektif ekonomi syariah di CV Pandanus Nusa Sambisari Yogyakarta. Hasil analisis menyatakan bahwasanya handycraft memiliki efek multyplier terhadap masyarakat, karena anyaman pandan telah berkontribusi menggerakan sektor perdagangan jasa dan pertanian. Serta mampu mengembalikan nilai-nilai kearifan lokal masyarakat baik dari sisi Integrasi sektor ekonomi maupun integrasi bidang sosial yang meliputi ukhuwah islamiyah, dan terciptanya solidartas sosial. Kata kunci ekonomi kreatif, strategi pengembangan, kearifan lokal, perspektif ekonomi Islam, CV Pandanus Handycraft. A. Pendahuluan Budaya senantiasa berangkat dari sejarah, yang kemudian membentuk produk-produk yang menjelaskan bahwa sebuah evolusi panjang telah terjadi. Artefak, perilaku sosial, dan sistem nilai merupakan produk tersebut. Semua produk budaya selalu berasas pada pola kearifan lokal yang berasal dari manusia dengan segala pemahaman dan pola pikirnya. Kearifan lokal yang bermula dari kognisi untuk bertindak dan bersikap dalam suatu peristiwa, kemudian membentuk ekspresi beragam berupa adat, karya seni, hingga pola pikir manusia pun terbentuk dari kearifan lokal tersebut. Sebuah sinergi ditunjukkan keduanya kearifan lokal mengintervensi evolusi budaya, dan karya budaya melukiskan bentuk kearifan lokal yang khas di setiap daerah. Angga Aryo 2010 Siti Nur Azizah, Muhfiatun 64 APLIKASIA Jurnal Aplikasi Ilmu-ilmu Agama, Vol. 17, No. 2, 2017 Masyarakat menggunakan cara-cara tersendiri untuk mengelola alam dan lingkungan. Kebiasaan-kebiasaaan itu kemudian membentuk dengan apa yang disebut dengan kearifan lokal. Kearifan lokal pada intinya kegiatan yang melindungi dan melestarikan alam dan lingkungan. Oleh karena itu, penting untuk mengkaji dan melestarikan kearifan lokal yang berkembang di masyarakat. Karena Kearifan lokal terbentuk sebagai proses interaksi antara manusia dengan lingkungannya dalam rangka memenuhi berbagai kebutuhannya. Proses-proses terbentuknya kearifan lokal sangat bergantung kepada potensi sumberdaya alam dan lingkungan serta dipengaruhi oleh pandangan, sikap, dan perilaku masyarakat setempat terhadap alam dan lingkungannya. Hal tersebut selaras dengan kajian strategi perkembangan ekonomi secara syariah bahwasanya prinsip dan produk syariah harus lebih concern, peka, dan memperlihatkan keberpihakan segenap masyarakat, termasuk masyarakat desa. Perkembangan ekonomi berbasis nilai agama ini berperan dalam membangun masyarakat, tidak sentralistis agar sumberdaya dan partisipasi ekonomi tidak terakumulasi pada kelompok tertentu. Selain itu, salah satu sumber hukum dalam syariat termasuk mu’amalah adalah juga kebiasaan dan kearifan masyarakat lokal yang baik urf shahih, di samping tentu saja dari Al Qur’an, sunnah, ijma’, qiyas, istihsan, mashlahah mursalah, dan sebagainya. Urf shahih merupakan kebiasaan adat yang dinilai baik, bijaksana, yang merupakan hasil dari serangkaian tindakan sosial yang berulang-ulang dan terus mengalami penguatan, pengakuan akal sehat dan tidak menyimpang dari prinsip-prinsip syariat. Sehingga kearifan lokal urf shahih walaupun bersifat lokal tapi mengandung nilai-nilai moral universal. Terlihat dari masyarakat desa yang kehidupannya apa adanya, mandiri, tidak berlebih-lebihan, tenggang rasa, bijaksana dalam berhutang, tidak merusak kelestarian generasi dan lingkungan, dan sebagainy. Karena lokal genius seperti inilah sesuai ajaran agama. Bentuk kearifan lokal tersebut memberi peluang kreatifitas masyarakat yang selanjutnya memunculkan industri kreatif. Di Indonesia, memasuki milenium kedua, Pemerintah menetapkan Undang-Undang No 22 Tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah yang merupakan penanda dimulainya era desentralisasi red otonomi daerah, yang bertujuan mewujudkan tata kelola kepemerintahan yang baik good governance, penyedia pelayanan publik dan peningkatan daya saing daerah menuju masyarakat sejahtera. Hal tersebut menciptakan keakraban masyarakat dengan ekonomi kreatif yang diwujudkan melalui industri rumah kreatif creative home industri yang menjual ide kreatif untuk menghasilkan pendapatan. Para pakar menyebutnya dengan istilah “ekonomi kreatif” yakni sebuah “talenta ekonomi” baru yang mengubah kehidupan masyarakat melalui ide/gagasan kreatif, yang menghasilkan produk-produk bernilai tambah ekonomi yang mampu menjadikan kehidupan lebih sejahtera. Kekakraban dengan home industri membuat masyarakat menyadari pentingnya memberdayakan potensi lokal, yakni dimulai dengan “back to nature”, memandang lebih jeli lagi terhadap alam sekitar, terhadap lingkungan. Hal tersebut memunculkan harmonisasi manusia dengan lingkungan. Salah satunya dengan pemanfaatan tanaman pandan, di kreatifisasidalam bentuk anyaman, atap, tas dan tali oleh masyarakat lokal. Potensialisasi anyaman pandan sebagai kekayaan alam juga dapat memberikan dampak positif khususnya bagi perekonomian masyarakat sekitar. Industri kerajinan anyaman pandan mampu memberikan dampak di bidang ekonomi yang terdiri dari adanya penciptaan lapangan kerja baru, peningkatan pendapatan masyarakat, penurunan angka kemiskinan, penurunan perilaku konsumtif, penguatan solidaritas masyarakat, dan mampu menggerakkan sektor-sektor lain untuk lebih berkembang Hidayat Chusnul Chotimah, 2011. Faktanya, anyaman dan kerajinan produk pandan Indonesia telah lama menjadi salah satu komoditi ekspor andalan Indonesia Wongso, 2006. CV Pandanus Nusa merupakan salah satu pengrajin Pandan yang berada di Yogyakarta dan telah terdaftar di Kementrian Perindustrian Republik Indonesia sebagai Direktori Eksportir Indonesia. Tercatat, setiap bulan menerima orderan dari Amerika, Jerman, Hongkong dan Negara Lainya lebih dari 500 ribu pcs per bulannya. Pengembangan Ekonomi Kreatif Berbasis Kearifan Lokal Pandanus Handicraft … APLIKASIA Jurnal Aplikasi Ilmu-ilmu Agama, Vol. 17, No. 2, 2017 65 Hal tersebut bermula dari pandangan bahwasanya era globalisasi bukanlah sebuah ancaman threats namun lebih sebagai sebuah peluang opportunities bahwasanya era globalisasi adalah era yang menuntut masyarakat untuk berpikir kreatif dalam mempertahankan kearifan lokal yang khas. Terlebih, arus globalisasi dan liberalisasi ekonomi dunia bergerak begitu cepat mendorong semakin meningkatnya keterbukaan hubungan ekonomi antar-bangsa dan mendorong persaingan yang semakin meningkat. Namun, realitas menyajikan fakta lain. Seiring perkembangan budaya, baik tradisional maupun biotekhnologi, pengguna-an bahan pandan, seperti yang dapat dijumpai di masyaakat maupun pasar tradisional, mengalami pergeseran yang signifikan dan digantikan oleh bahan lain, seperti tali oleh plastik, topi dari bahan kain, dan bahan-bahan lainnya. Hal tersebut menimbulkan threats tersendiri, salah satunya percepatan hilangnya pengetahuan tentang diversitas jenis-jenis pandan. Di Yogyakarta sendiri penggunaan bahan alami tikar pandan mengalami pergeseran dan sudah sangat jarang digunakan Batoro, 2004. Hal tersebut, bermula dari anggapan bahwasanya talenta dalam pemberdayaan kearifan lokal lingkungan hanya kebiasaan yang dilakukan oleh para orang tua sebagai bentuk pelarian dari ketidak berdayaanya dalam meraih pekerjaan di kota serta di dukung dengan cara konsumsi masyarakat yang konvensional yakni lebih menghargai produk inpor dari pada produk dalam negeri. Padahal, dikaji lebih dalam Ekonomi kreatif berbasis pandan merupakan salah satu bagian Kearifan lokal yang berkembang di masyarakat pedesaan dan merupakan kebudayaan masyarakat sebagai bentuk adaptasi terhadap alam dan lingkungan tempat tinggalnyaDi tengah kondisi lingkungan ekonomi dimana moralitas, kebijaksanaan dan maqashid syariah masih minim, hal tersebut menjadi tantangan tersendiri bagi PT Pandanus Nusa agar hasil kerajinannya tidak hanya sukses dalam direktori eksportir semata namun juga menggugah kearifan bangsa sendiri agar menjadi sumber daya Back to nature serta tantangan tersendiri bagi Masyarakat Ekonomi Islam dalam Pengunggahan uploading prinsip dan praktek masyarakat tradisional yang bisa dikategorikan sebagai urf shahih, dengan demikian, pengembangan ekonomi islami tak melulu berpijak pada labelisasi dan adopsi skema praktek konvensional, tapi juga bisa belajar dari kearifan lokal berbasis pandan yang juga merupakan bagian sunnatullah yang seringkali terabaikan. B. Rumusan Masalah Berdasarkan gambaran dari latar belakang masalah di atas, dapat dirumuskan beberapa pertanyaan berikut mengembalikan nilai kearifan lokal berbasis pandanus handicraft kepada masyarakat yogyakarta pada khususnya dan masyarakat umum? 2. Bagaimana meningkatkan kualitas sumber daya manusia berbasis kearifan lokal pandanus handicraft? 3. Bagaimana strategi pengembangan ekonomi kreatif berbasis pandanus handicraft dalam menghadapi pasar modern? pandangan ilmu ekonomi Islam terhadap srategi pengembangan ekonomi kreatif berbasis kearifan lokal pandanus handicraft? C. Tujuan Penelitian Tujuan penelitian dirumuskan sebagai berikut 1. Mengembalikan nilai kearifan lokal berbasis pandanus handicraft kepada masyarakat yogyakarta pada khususnya dan masyarakat umum 2. Meningkatkat kualitas sumber daya manusia berbasis kearifan lokal pandanus handicraft? 3. Menyuguhkan strategi pengembangan ekonomi kreatif berbasis pandanus handicraft dalam menghadapi pasar pandangan ilmu ekonomi Islam terhadap srategi pengembangan ekonomi kreatif berbasis kearifan lokal pandanus handicraft. D. Manfaat Penelitian Penelitian ini bermanfaat untuk 1. Sebagai wacana keilmuan mengenai eksistensi pandanus handicraft melalui pemberdayaan sumber daya manusia berbasis kearifan lokal. 2. Sebagai bentuk upaya pengembangan ekonomi kreatif dalam menghadapi pasar modern dengan tetap mempertahankan filosofi Siti Nur Azizah, Muhfiatun 66 APLIKASIA Jurnal Aplikasi Ilmu-ilmu Agama, Vol. 17, No. 2, 2017 dan semangat lokalitas. 3. Sebagai alternatif strategi bagi para praktisi usaha pandanus handicraft dalam melestarikan dan memperluas pasar. 4. Menambah literature bagi kalangan akademisi dalam mengkaji masalah pengembangan ekonomi kreatif berbasis kearifan lokal dalam perspektif ekonomi Islam. E. Pendekatan Teoritis 1. Tinjauan Pustaka. a. Kajian Riset Sebelumnya Untuk mendukung penelitian ini, penulis mencantumkan beberapa penelitian terdahulu yang releven dengan masalah yang akan diteliti; Pada penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Prof. Dr. Faisal Afif, berjudul “Pilar-Pilar Ekonomi Kreatif ”Fakultas Ekonomi UNPAD bahwasanya perkembangan dan pertumbuhan ekonomi kreatif di Indonesia secara kolektif perlu diintegrasikan kedalam sistem perekonomian Indonesia secara utuh, sehingga Indonesia memiliki ketahanan ekonomi sekaligus ketahanan budaya. Dalam penelitian Dr. Asyhrai dan Dra. Wasito, dengan judul “Strategi Pengembangan Ekonomi Kreatif” menyatakan bahwasanya di era globalisasi Perbaikan Ekonomi yang lebih baik, untuk meraih keunggulan sangat diperlukan. Oleh karena itu, industri kreatif yang berfokus pada penciptaan barang dan jasa dengan mengandalkan keahlian, bakat, kreativitas sebagai kekayaan intelektual, memiliki prospek yang cukup baik untuk dikembangkan. Penelitian yang dilakukan oleh Andri Irawan, berjudul “Ekonomi Kreatif Sebagai Suatu Solusi Mensejahterakan Masyarakat Dalam Meningkatkan Tingkat Perekonomian” Fakultas Ekonomi Universitas Jenderal Ahmad Yani, bahwasanya Pengembangan Ekonomi Kreatif telah berkembang menjadi sebuah fenomena dalam menghadapi perkembangan dan tantangan globalisasi. factor teknologi informasi membuat perkembangan ekonomi kreatif menjadi lebih cepat. sehingga ekonomi kreatif dapat menjadi sebuah jawaban atas tantangan dalam mensejahterakan masyarakat selain itu juga ekonomi kreatif dapat menurunkan tingkat pengangguran. ekonomi kreatif akan memberikan nilai tambah baik pada proses produksi maupun kepada sumber daya manusia sehingga system ekonomi kreatif diyakini akan menjawab tantangan dari berbagai permasalahan yang ada saat iniserta akan menggeser system yang ada seperti ekonomi komunikasi, ekonomi pertanian, ekonomi industry” Selanjutnya, penelitian yang dilakukan oleh Jati Batoro, dkk, yang berjudul “ Etnobotani Masyarakat Lokal, Struktur Anatomi Jenis Pandan Pandanaceae bermanfaat di Jawa Timur” mengungkapkan hasil penelitianya bahwasanya seiring dengan perkembangan budaya, baik tradisionalmaupun modern bio-tekhnologi penggunaan bahan pandan dapat dijumpai di masyarakat, pasar tradisional, telah mengalami pergeseran karena digantikan oleh bahan lain. seperti tali plasti, topi dari bahan kain, oleh karena itu dalam penelitianya dilakukan kajian lebih mendalam lagi sehingga dapat ditemukan berbagai jenis pandan yang memiliki potensi untuk dikembangankan sebagai bahan dasarpembuatan tali tampar, dan kerajinan. karena tidak dipungkiri potensi pengrajin kerajinan berbasis tanaman serta masih dapat dikembangkan untuk mengembangkan kerajinan pandan. b. Kajian Teori Secara Umum 1 Ekonomi Kreatif Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi telah mampu mengubah cara pandang, pola pikir, dan pola kehidupan manusia serta mampu mendorong terciptanya penemuan-penemuan yang dapat menghambat kelangkaan barang dan jasa. Melalui inovasi, riset, pengembangan yang terus-menerus tercipta produk barang dan jasa apa saja yang diinginkan dan dibutuhkan oleh konsumen. Dampaknya mengubah pola kehidupan ekonomi masyarakat secara global dalam berbagai bidang, seperti pola produksi, pola distribusi, dan pola konsumsi. dan menimbulkan pola kebutuhan dan pola konsumsi masyarakat yang terangsang oleh terciptanya produk-produk baru. Perubahan-perubahan orientasi tersebut oleh Howkins Pengembangan Ekonomi Kreatif Berbasis Kearifan Lokal Pandanus Handicraft … APLIKASIA Jurnal Aplikasi Ilmu-ilmu Agama, Vol. 17, No. 2, 2017 67 dikenal dengan “gelombang ekonomi”, dan sekarang memasuki gelombang ekonomi ke empat, yaitu gelombang ekonomi kreatif Suryana 2013. John Howkins dalam bukunya The Creative Economy How People Make Money pertama kali memperkenalkan istilah ekonomi kreatif. Howkins menyadari lahirnya gelombang ekonomi baru berbasis kreativitas setelah melihat pada tahun 1997, ekonomi kreatif sebagai "kegiatan ekonomi dalam masyarakat yang menghabiskan sebagian besar waktunya untuk menghasilkan ide, tidak hanya melakukan hal-hal yang rutin dan berulang. Ekonomi kreatif adalah penciptaan nilai tambah yang berbasis ide yang lahir dari kreativitas sumber daya manusia orang kreatif dan berbasis pemanfaatan ilmu pengetahuan, termasuk warisan budaya dan teknologi. Lebih lanjut didevinisikan Ekonomi kreatif atau dikenal juga dengan sebutan knowledge based economy merupakan pendekatan dan tren perkembangan ekonomi dimana teknologi dan ilmu pengetahuan memiliki peran penting di dalam proses pengembangan dan pertumbuhan ekonomi. Ekonomi kreatif dapat diartikan sebagai kumpulan aktivitas ekonomi yang terkait dengan penciptaan atau penggunaan pengetahuan dan informasi. Definisi menurut Institute For Development Economy and Finace 2005, ekonomi kreatif merupakan proses peningkatan nilai tambah hasil dari eksploitasi kekayaan intelektual berupa kreativitas, keahlihan, dan bakat individu menjadi sautu produk yang dapat dijual. Dari beberapa definisi di atas dapat diartikan bahwa ekonomi kreatif adalah sebuah kegiatan ekonomi yang timbul dari adanya kreatifitas, di mana dari berbagai kreatifitas, inovasi, bakat, ide, gagasan, sebagai wujud nyata dari kreatif tersebut dan kekayaan intelektual merupakan sumber utama dari ekonomi kreatif. 2 Kearifan Lokal K e a r if a n lokal local wisdom dalam disiplin antropologi dikenal juga dengan istilah local genius. Local geniusini merupakan istilah yang mula pertama dikenalkan oleh Quaritch Wales. Ayatrohaedi, 1986. Para antropolog membahas secara panjang lebar pengertian local genius ini. Antara lain Haryati Soebadio mengatakan bahwa local genius adalah juga cultural identity, identitas/kepribadian budaya bangsa yang menyebabkan bangsa tersebut mampu menyerap dan mengolah kebudayaan asing sesuai watak dan kemampuan sendiri Ayatrohaedi, 198618-19. Sementara Moendardjito dalam Ayatrohaedi, 198640-41 mengatakan bahwa unsur budaya daerah potensial sebagai local genius karena telah teruji kemampuannya untuk bertahan sampai sekarang. Kearifan lokal berasal dari dua kata yaitu kearifan wisdom dan local local secara umum maka local wisdom kearifan setempat dapat dipahami sebagaigagasan-gagasan setempat local yang bersifat bijaksana penuh kearifan, bernilai baik yang tertanam dan diikuti oleh anggota masyarakatnya. Kearifan local terbentuk sebagai keungulan budaya masyarakat setempat maupun kondisi geografis dalam arti luas. Kearifan lokal merupakan produk budaya masa lalu yang patut secara terus-menerus dijadikan pegangan hidup. Meskipun bernilai lokal tetapi nilai yang terkandung di dalamnya dianggap sangat universal. Kearifan lokal dapat diterjemahkan sebagai karya akal budi, perasaan mendalam, tabiat, bentuk perangai dan ajuran untuk kemuliaan manusia. Penguasa atas kearifan lokal akan mengusung masyarakat untuk semakin berbudi luhur, baik yang tertanam dan diikuti oleh anggota masyarakatnya. Agiran 2001. 3 Ekonomi Kreatif dan Kearifan Lokal Peran ekonomi kreatif dalam perekonomian nasional serta karakteristik Indonesia yang terkenal dengan keragaman sosio-budaya yang tersebar di seluruh pelosok nusantara tentunya dapat menjadi sumber inspirasi dalam melakukan pengembangan industri kreatif Keragaman budaya Indonesia menandakan tingginya kreatifitas yang telah tertanam dalam masyarakat Indonesia. Belum lagi dukungan keragaman etnis dalam masyarakat Indonesia. Hal ini menunjukkan Indonesia memiliki faktor pendukung yang kuat dalam melakukan pengembangan ekonomi kreatif. Siti Nur Azizah, Muhfiatun 68 APLIKASIA Jurnal Aplikasi Ilmu-ilmu Agama, Vol. 17, No. 2, 2017 Menumbuh kembangkan ekonomi kreatif tidak bisa lepas dari budaya setempat. Budaya harus menjadi basis pengembangannya. Dalam kebudayaan lokal ada yang disebut dengan kearifan lokal yang menjadi nilai-nilai bermakna,antara lain, diterjemahkan ke dalam bentuk fisik berupa produk kreatif daerah setempat. Ekonomi kreatif tidak bisa dilihat dalam konteks ekonomi saja, tetapi juga dimensi budaya. Ide-ide kreatif yang muncul adalah produk budaya. Karenanya, strategi kebudayaan sangat menentukan arah perkembangan ekonomi kreatif. Mengembangkan ekonomi kreatif berbasis budaya dan kearifan lokal adalah solusi alternatif untuk menstimulus perkembangan ekonomi kreatif untuk bisa mandiri dan bisa mengembangkan usaha terutama di daerah. Pada umumnya setiap daerah memiliki potensi produk yang bisa diangkat dan dikembangkan. Keunikan atau kekhasan produk lokal itulah yang harus menjadi intinya kemudian ditambah unsur kreatifitas dengan sentuhan teknologi. 4 Ekonomi Kreatif dan Keraifan Lokal dalam Perspektif Ekonomi Islam Sebagaimana dikutip oleh an-Nabhany, ada tiga pilar yang dipergunakan untuk membangun sistem ekonomi dalam pandangan Islam, yaitu bagaimana harta diperoleh yakni menyangkut kepemilikan al-milkiyah, lalu bagaimana pengelolaan kepemilikan harta tasharruf fil milkiyah, serta bagaimana distribusi kekayaan di tengah masyarakat tauzi’ul tsarwah bayna an-naas.Yushuf Qordhowi, 1997 31 Tiga pilar ini, menurut peneliti, relevan itu diterapkan pada kasus pengembangan ekonomi kreatif yang mengedepankan kreatifitas sumberdaya manusia yang pada akhirnya mampu menciptakan produktivitas yang mampu memberikan full employment pada masyarakat. Dengan begitu, cita-cita ekonomi Islam dalam hal pembangunan segi ekonomi dengan mengentaskan kemiskinan dapat terwujud. Pengembangan ekonomi kreatif dalam konteks ke Indonesia-an, ialah mampu mengintegrasikan tekhnologi, informasi dengan tetap mempertahankan kekhasan yang ada dalam rangka perbaikan ekonomi yang lebih baik, untuk meraih keunggulan yang mampu menekan pengangguran serta memberikan peluang yang adil sesama masyarakat. Hal tersebut sejalan dengan tujuan dalam pembangunan ekonomi dalam Islam berkaitan dengan konsep falah yang berarti kesejahteraan ekonomi di dunia dan keberhasilan hidup di akhirat, yaitu kesejahteraan yang meliputi kepuasan fisik sebab kedamaian mental yang hanya dapat dicapai melalui realisasi yang seimbang antara kebutuhan materi dan ruhani dari personalitas manusia. Sejarah kenabian yang dibawa oleh Rasulullah. Karena dalam konteks kenabiannya, bahwa beliau telah menterjemahkan nilai-nilai keragaman dalam realitas kehidupan umat manusia, yaitu dengan berpijak pada etika kehidupan kemanusiaan insaniyyah yang universal. Artinya, Ekonomi Kreatif berbasis kearifan lokal telah dicontohkan sejak zaman Rasulullah, melalui nilai universalisme Islam yang mampu menghargai dan bersikap arif terhadap tradisi lokal yang pada memunculkan penghargaan terhadap kosmologi alam. Alam menjadi bagian kehidupan manusia yang stabil dan ramah lingkungan. Karena itu, apresiasi terhadap budaya lokal sebagai wujud akulturasi agama dan budaya, bahwa keberagamaan tidak hanya dibentuk oleh wahyu dan teks, melainkan dibentuk oleh budaya lokalnya. Ini dalam rangka mewujudkan keberagaman dalam keberagamaan, khususnya menjamin hak-hak dasar masayakat lokal termasuk hak dalam berekonomi. Djazuli 2006 Selain itu, kearifan lokal dalam perspektif hukum ekonomi Islam adalah ’urf. Secara etimologi ’urf berarti baik, kebiasaan dan sesuatu yang dikenal. Urf sering diartikan dengan segala sesuatu yang sudah saling dikenal di antara manusia yang telah menjadi kebiasaan atau tradisi, baik bersifat perkataan, perbuatan atau dalam kaitannya dengan meninggalkan perbuatan tertentu. Urf tidak terjadi pada individu tetapi merupakan kebiasaan orang banyak atau kebiasaan mayoritas suatu kaum dalam perkataan atau perbuatan. Urf bukan kebiasaan alami, tetapi muncul dari praktik mayoritas umat yang telah mentradisi.Abdul Aziz Dahlan 1996. Pengembangan Ekonomi Kreatif Berbasis Kearifan Lokal Pandanus Handicraft … APLIKASIA Jurnal Aplikasi Ilmu-ilmu Agama, Vol. 17, No. 2, 2017 69 F. Pendekatan Lapangan 1. Tempat Penelitian Pemilihan lokasi ini dilakukan secara sengaja purposive, yaitu CV Pandanus Handicraft Sambisari Yogyakarta. Peneliti menganalisis berbagai fakta mengenai korelasi antara tergerusnya ekonomi kreatif pandanus hendicraft, dengan dekadensi moral budaya dan pemahaman akan kearifan lokal yang dialami masyarakat dalam perspektif ekonomi Islam. 2. Metode Penelitian Metode dalam penelitian ini, yaitu kombinasi antara penelitian penjelasan explanatory research dan penelitian deskriptif. Penelitian ini mengambil sample kemudian diwawancara, mengambil dokumentasi sebagai alat pengumpulan data yang pokok atau disebut penelitian jenis survey Sangarimbun, 1989. Penelitian ini melihat dan mengkaji tentang strategi pengembangan ekonomi kreatif berbasis kearifan lokal pandanus handycraft di CV Pandanus Nusa Handycraft SambisariYogyakarta. 3. Sumber Data Sumber data dalam penelitian ini adalah data primer dan data skunder. Data primer ini ini diperoleh melalui observasi di daerah penelitian dan interview wawancara kepada interviewer responden yang telah ditentukan. Adapun data skunder didapatkan dari dokumentasi dan study literature yang berkaitan dengan tujuan penelitian, seperti buku, artikel, skripsi, tesis, disertasi data potensi desa dan lain-lainnya 4. Metode Analisis Data Peneliti menggunakan metode kualitatif, yaitu metode yang digunakan untuk menganalisis data-data yang bersifat kualitatif yang digambarkan dengan kata-kata atau kalimat dipisah-pisah menurut katagori untuk memperoleh kesimpulan.Suharsimi Arikunto 1998. Metode ini digunakan untuk menganalisis data yang berupa pernyataan-pernyataan, keterangan yang bukan berupa angka. Dengan mengumpulkan dan menganalisis data-data tersebut, penulis menyimpulkan pemecahan permasalahan yang dialami pengembangan ekonomi kreatif berbasis pandan. Dengan mensinergikan modernisme dan kearifan lokal pandanus handicraft, akan melestarikan bahan alam menjadi komoditas perekonomian masyarakat Sambisari, Yogyakarta tanpa meninggalkan filosofi kearifan lokal didalamnya. G. Hasil Penelitian 1. Mengembalikan Filosofi Kearifan Lokal Pandanus Handicraft Yogyakarta dengan segala keunikannya menjadi daya tarik yang besar bagi masyarakat. Hal ini tidak lepas dari sejarah asal mula Yogyakarta itu sendiri. Ada empat kraton di Jawa yang menjadi pusat budaya Jawa, yaitu Kasultanan Yogyakarta, Pura Pakualaman, Kasunanan Surakarta, dan Pura Mangkunegaran. Sebelum kemerdekaan keempat kraton tidak hanya sebagai pusat budaya dan kegiatan kesastraan tetapi juga sekaligus pusat pemerintahan. Setelah Perang Dunia II 1945 kerajaan-kerajaan melebur menjadi republik. Kraton kemudian menjadi objek wisata yang menarik. Marsono 2003. Di awal abad 21 kehidupan budaya di Daerah Istimewa Yogyakarta semakin semarak dan menjadi penting dalam promosi kepariwisataan Indonesia, khususnya Yogyakarta. Berbagai produk seni pertunjukan, seni rupa, seni musik, kuliner, kerajinan, kearifan lokal menjadi aspek yang tidak kalah menarik untuk terus digali dan direvitalisasi. Salah satu budaya di Daerah Istimewa Yogyakarta yang membentuk kearifan lokal dan menjadi daya tarik masyarakat selain batik yang menjadi ciri khasnya, ialah kerajinan. Salah satunya kerajinan anyaman pandan yang ditekuni oleh PT Pandanus Internusa Handicraft yang ber alamat di Jalan Sambisari Yogyakarta, telah mampu menmebus pasaran internasional. Diantaranya, hasil kerajinan handicraft pandan tersebut Siti Nur Azizah, Muhfiatun 70 APLIKASIA Jurnal Aplikasi Ilmu-ilmu Agama, Vol. 17, No. 2, 2017 Tabel 1. Penjualan Home Industry Pandan Handycraft. Amerika, Hongkong, Vietnam Amerika, Hongkong, Vietnam Amerika, Hongkong, Vietnam, Brazil, Taiwan, Australia, Belgia, Malaysia, Singapura, Belgia, Newyork, Thailand Amerika, Hongkong, Vietnam, Brazil, Taiwan, Australia, Belgia, Singapura, Belgia Amerika, Hongkong, Vietnam, Brazil, Taiwan, Australia, Belgia Amerika, Hongkong, Vietnam, Brazil, Taiwan, Australia, Belgia, Malaysia, Singapura, Belgia, Newyork, Thailand Dengan keunikan dan kekhasan yang menarik di tambah dengan data tersebut di atas, tidak diragukan bahwa kerajinan pandan merupakan potensi budaya yang menjanjikan di kota Yogyakarta. Sayangnya potensi tersebut terhambat arus modernitas, yang sedikit banyak telah menggerus eksistensi budaya pandan handy craft. Selain itu, pandan handycraft memiliki efek multyplier terhadap masyarakat, karena anyaman pandan telah berkontribusi menggerakan sektor perdagangan jasa dan pertanian. Pasalnya, sebelum diolah khusus oleh pandanus nusa, anyaman pandan memberikan efek positif ke pada penanam pandan, dan memberikan lapangan pekerjaan kepada masyarakat untuk menganyam, karena industri kerajinan anyaman pandan ini melibatkan buyer atau pembeli untuk membeli hasil produksi kerajinan anyaman pandan baik barang setengah jad maupun barang jadi. Buyer tersebut salah satunya PT Pandanus Internusa, yang mengolahnya menjadi pandanus handycraft seperti data pada tabel 1. Efek multiplier pandanus handycraft dalam pengembalian nilai kearifan lokal antara lain a. Integrasi sektor ekonomi PT Pandanus Internusa handycraft sebagai buyer anyaman pandan, secara tidak langsung telah mampu mengembalikan nilai kearifan lokal pandan kepada masyarakat. Salah satu lokasi pembelian anyaman pandan tersebut ialah dari daerah kebumen, pasalnya PT Pandanus yang menargetkan home industrinya seperti pada tabel 1 di atas termasuk dalam jumlah besar, tentu saja akan memberikan efek positif terhadap masyarkat tempat anyaman pandan. Salah satunya, integrasi sektor-sektor ekonomi yang tadinya hanya menjalankan program-program rutinitas yang telah di susun dan ditargetkan tanpa memperdulikan keterpaduan sektor lain, tanpa disadari, perlunya keterpaduan sektor antar sektor yang dapat dilihat di sektor pertanian dan sektor industri, dimana kedua sektor tersebut merupakan bagian atau anggota Forum for Economic Development and Employment Promotion FEDP yang bertujuan mengembangkan potensi ekonomi lokal termasuk kerajinan bagi keanggotaan FEDEP dalam upaya pengembangan potensi ekonomi tidak hanya dinas perindustrian, tetapi juga termasuk dinas pertanian, bapeda bidang ekonomi dll. b. Terciptanya Peluang Usaha dan Peningkatan Pendapatan Industri kerajinan anyaman pandan merupakan industri rumah tangga yang menjadi tradisi turun-temurun dari generasi ke generas. Seperti halnya ungkapan Anto, bahwasanya kegiatan ekonomi yang berbasis turun temurun akan mengalami keajegan Anto 2011. Hal tersebut dipertegas dengan pernyataan bahwasanya kerajinan pandan sudah ada sejak zaman nenek moyang, dan sudah ada sejak sebelum belanda datang ke Indonesia Maryanto 2011. Industri kerajinan anyaman pandan merupakan salah satu home industri yang bergerak dalam sektor argoindustri, sehingga memberian efek multyplier ekonomi yakni peningkatan pendapatan bagi suplier Pengembangan Ekonomi Kreatif Berbasis Kearifan Lokal Pandanus Handicraft … APLIKASIA Jurnal Aplikasi Ilmu-ilmu Agama, Vol. 17, No. 2, 2017 71 sentra pengrajin anyaman, dikarenakan adanya pengaruh keterbukaan lapangan pekerjaan di sentra-sentra industri kerajinan anyaman pandan karena masyarakat lebih produktif dan mampu menghasilkan pendapatan guna memenuhi kebutuhan hidup. Industri kerajinan anyaman pandan dari sisi suplier mampu menyerap tenaga kerja sebanyak 5 orang per keluarga, dengan penghasilan sekitar 30rb per hari sehinnga dalam sebulan mencapai penghasilan 900rb. Sedangkan dari sisi buyer yakni PT Pandanus Internusa memberikan peluang yang lebih besar, yakni mampu memberikan peluang usaha, yakni dengan mengolah hasil anyaman menjadi bentuk kerajinan seperti halnya pada tabel 1. PT Pandanus mampu menyerap tenaga kerja sekitar 50 orang, dengan gaji model target dan bonus. PT Pandanus kemudian menjual hasil handycraft nya ke pasar internasional, dengan harga paling murah 150rb atau setara U$D 11 dengan jumlah pesanan/orderan perbulan minimal selain itu, bagi negara, PT Pandanus Internusa memberikan sumbangsih berupa devisa. c. Integrasi Bidang Sosial 1 Terciptanya Soldaritas Sosial Dalam bidang sosial, multiplier efect pengembangan potensi eknomi khususnya industri kerajinan anyaman pandan dapat memupuk solidaritas dan rasa kekeluargaan diantara masyarakat setempat yang disebabkan oleh interaksi yang intens saat menganyam antar individu. Sehingga menciptakan kerukunan yang kukuh dan menimbulkan rasa aman di lingkungan sekitar. 2 Penurunan angka kemiskinan Angka kemiskinan akan mempengaruhi akses terhadap layanan dan fasilitas-fasilitas yang disediakan oleh pemerintah seperti pendidikan, kesehatan, dan kesejahteraan penduduk tersebut. Salah satu manfaat adanya industri kreatif pandan menyebabkan turunnya angka kemsiskinan daerah suplier pandan, karena industri kerajinan pandan sebagai salah satu bagian dari sektor argo industri yaitu sektor pertanian dan sektor industri yang telah memberikan kontribusi dalam menyerap tenaga kerja, peningkatan pendapatan masyarakat. Efek multyplier tersebut, juga memberikan impact positif bagi negara yakni dengan adanya lapangan pekerjaan bagi penduduk akan masukan pendapatan sehingga meningkatkan daya beli masyarakat. Peningkatan daya beli masyarakat akan mempengaruhi terhadap jumlah pemenuhan kebutuhan masyarakat tersebut sehingga kesejahteraan masyarakat pun akan terpenuhi, sedangkan bagi perusahaan terjadi penyerapan hasil prduksi dan memberikan keuntungan, selanjutnya perusahaan akan mengeluarkan pajak bagi perusahaan, dan masyarakat mengeluarkan pajak pembelian. Hal tersebut berdampak positif tehadap pencapaian keberhasilan pembangunan yang dapat dilihat khususnya pada indikator pengukuraan keberhasilan pembangunan melalui indeks pembangunan manusia. 3 Back To Nature Kesederhanaan merupakan kunci dari harmonisasi antara manusia dan alam. contoh kesederhanaan yang bersangskutan dengan alam adalah adanya timbal balik antara manusia itu dengan alam. Maksud dari timbal balik adalah, penggunaan dan mengambil hasil dari alam sesuai dengan kebutuhan, sesudahnya harus memperbaiki kembali atau menjaga kebersihan. Begitu pula dengan pemanfaatan pandan sebagai bahan anyaman merupakan salah satu interaksi manusia dengan alam atau lebih tepatnya lingkungan yang sudah terjalin sejak ribuan tahun sehingga menghasilkan sejumlah bentuk strategi pengolahanya. Melihat sejarah, pada awalnya manusia bertahan dengan strategi adaptasi pengumpul-berburu, kemudian dilanjutkan dengan perladangan-perkebunan, seterusnya dengan peternakan. Setelah itu berkembang pertanian intensif, dan strategi yang terakhir adalah dengan cara kehidupan industri. Industri kreatif yang dibangun melalui pemanfaatan pandan merupakan salah satu strategi harmonisasi manusia dengan alam diman Industri kreatif berbasis pandan tidak semena-mena mengeksploitasi hasil tanaman, namun menggunakan kurun waktu panen dan pemilah-milihan jenis batang pandan tidak seperti halnya pada strategi adaptasi manusia yang terakhir yaitu industri manusia Siti Nur Azizah, Muhfiatun 72 APLIKASIA Jurnal Aplikasi Ilmu-ilmu Agama, Vol. 17, No. 2, 2017 sudah bisa mengurangi keterbatasan dari musim dan iklim, kota dan industri sudah meninggalkan proses alamiah dan mematikan indera manusia dalam interaksinya dengan lingkungan 2. Meningkatkan Kualitas Sumber Daya Manusia Berbasis Kearifan Lokal Pandanus Handicraft. Pandanus Handycraf pun memperlihatkan wujud eksistensi dari suatu budaya. Honigmann, dan kebanyakan antropolog lainnya, membagi bentuk kebudayaan ke dalam tiga wujud, yaitu 1 artefak, 2 perilaku sosial, dan 3 sistem nilai. Dari semuanya, sistem nilai menjadi substansi dari semua bentuk wujud budaya. Sistem ini telah mengakar pada setiap individu dalam suatu masyarakat budaya, serta membentuk pola pikir mereka menjadi watak yang secara tidak sadar, akan terus dibawa dan diwariskan kepada generasi budaya berkutnya. Perbedaan karakter artefak kesenian dan perilaku sosial pada setiap daerah, di Indonesia bahkan di seluruh dunia, dapat menunjukkan wujud sistem nilai yang berbeda. Setelah makna kearifan lokal pandanus handycraf berhasil ditanamkan dalam diri serta keseharian masyarakat, maka akan terbentuk jiwa-jiwa sumber daya manusia berasaskan cinta terhadap budaya anyam pandan. Asas tersebut akan menciptakan tiga bentuk SDM pandanus handycraft dalam setiap lapisan masyarakat, berdasarkan kemampuannya, yaitu a. Sumber Daya Handycraft Ketika kebutuhan ekonomi menjadi sandaran bagi masyarakat, kegiatan menganyam tradisional tidak menjadi pilihan, mengingat kalkulasi pendapatan yang masih jauh di bawah UMR Upah Minimum Regional. UMR Kabupaten Kebumen sebagai Suplier sekita Rp sedangkan upah menganyam hanya sekitar 900rb perbulan. Namun untuk sistem penggajihan karyawan di PT Pandanus Internusa jauh di atas UMR, dikarenakan posisi perdagangan yang sudah merambah ke jalur internasional. Namun dengan mengembalikan rasa cinta terhadap pandan, perhitungan ekonomi tidak lagi menjadi prioritas dalam kegiatan menganyam. Pelestarian anyaman pandan menjadi alasan utama bagi para penganyam tradisional sejak dahulu hingga saat ini. Jika pemahaman dan kecintaan terhadap kearifan lokal anyaman pandan kembali pada tempatnya, maka profesi menganyam akan kembali digeluti sebagai bentuk komitmen masyarakat terhadap eksistensi anyaman pandan sebagai sebuah warisan budaya. b. Sumber Daya Marketimg Perlu disadari bahwa menganyam tidak bisa dilakukan oleh semua orang, mengingat ketelitian, keuletan serta citarasa seni yang tinggi tidak dimiliki setiap individu. Namun dengan pemahaman dan kecintaan yang telah tertanam, kelompok masyarakat yang lain sepertihalnya CV Pandanus Nusa mampu berkontribusi terhadap pelestarian anyaman pandan melalui distribusi pandanus handycraft, yang telah di bentuksedemikian rupa seperti tas, bag, tempat tisu dll baik informasi maupun produk-produknya untuk masuk ke pasar yang popular. c. Sumber Daya Modern-Entertaintment Sebagaimana telah disebutkan, bahwa hampir semua bangsa di dunia memiliki budaya yang sama, yaitu budaya popular. Pada bentuk budaya ini, masyarakat hampir bersifat homogen dan dapat dipengaruhi dengan cara yang mutual pula. Peluang ini dapat dimanfaatkan oleh masyarakat untuk melestarikan anyaman pandan melalui model entertaining selling. Model sosialisasi budaya ini sebenarnya merangkap tekhnik marketing dalam penerapannya. Hal ini bisa dilakukan melalui pameran bentuk handycraft pendirian showroom didekat daerah pariwisata, seperti halnya yang dilakukan oleh PT Pandanus Internusa yakni mendirikan showroom di dekat wisata candi sambisari yogyakarta yang akan menarik minat banyak orang. Di sana dapat disosialisasikan makna-makna filosofis anyaman pandan melalui cara yang lebih popular dan menarik, kemudian mengangkat prestise pandan handycraft. Semakin masyarakat mengenal bahwa anyaman pandan bukan sekedar anyaman dari Pengembangan Ekonomi Kreatif Berbasis Kearifan Lokal Pandanus Handicraft … APLIKASIA Jurnal Aplikasi Ilmu-ilmu Agama, Vol. 17, No. 2, 2017 73 tanaman, melainkan juga sebuah karya seni yang patut dihargai dengan pantas, maka kisaran Rp. 150rb,- ke atas bukan menjadi harga yang mahal bagi selembar kain batik. Lebih tepatnya, stratifikasi harga dapat diterapkan sesuai dengan berbagai simbolik bentuk handycraft yang menunjukkan kasta kelas pemakainya. Misalnya, bentuk tas untuk kalangan menengah ke bawah dipasarkan dengan kisaran harga Rp Kemudian bentuk tas untuk kalangan atas hingga strata pemimpin masyarakat, dapat dijual dengan kisaran harga yang lebih tinggi, bahkan hingga jutaan rupiah. Harga dan makna filosofis ini selain akan memberikan kebanggaan tersendiri bagi pemakainya, juga akan menutupi kalkulasi biaya industri handycraft agar lebih sesuai dengan kerja keras pengrajin atau penganyamnya. Tiga bentuk sumber daya manusia inilah yang Pandanus handycraft untuk berkembang, tanpa meninggalkan nilai-nilai kearifan lokal di dalamnya. Integritas ketiga sumber daya manusia tersebut kemudian akan membentuk sebuah lapangan eknomi kreatif yang akan menjadi komoditas lokal masyarakat Yogyakarta sebagai buyer dan masyarakat kebumen sebagai suplier untuk bersaing menghadapi globalisasi industri. 3. Strategi Pengembangan Ekonomi Kreatif Berbasis Pandanus Handicraft Dalam Menghadapi Pasar Modern CV. Pandanus Internusa merupakan salah satu penggerak ekonomi kreatif yang berbasis komunitas pengrajin pandan yang berlokasi di yogyakarta, tepatnya di Jl Candi Sambisari RT 02/01, Ds. Sambisari, Purwomartani, Kalasan, Sleman, Yogyakarta 55571 – Indonesia. CV pandanus internusa merupakan perusahaan yang telah terdaftar sebagai diektori export, yang berfokus dalam bidang pengrajin pandan dan sudah berhasil menembus pasaran dunia. Berikut strategi pengembangan ekonomi kreatif di Pandanus Internusa a. Budaya Kerja Budaya kerja yang diterapkan dalam rangka mengembangkan usahanya adalah kerja secara tim serta berprinsip jalinan kekeluargaan. Selain itu, menekankan jalinan persahabatan dengan alam dengan memilih bahan pandan untuk menjadi kerajinan dasar, disamping dari tema yang tercermin dalam setiap produk, dengan mempertahankan realitas bahan pandan yang sangat natural dan unik, semua produk dibuat dengan tangan, anyaman satu per satu, dengan menyajikan kesegaran alam dan menampilkan kekayaan budaya Indonesia sekaligus. 1. Respon Produksi Salah satu strategi yang di terapkan di CV Pandanus Internusa dalam mengembangkan ekonomi kreatifnya ialah dengan respon terhadap pasar atau respon terhadap produksi. Prinsip yang diterapkan ialah sebagai produsen harus mampu memenuhi kebutuhan konsumen terutama untuk melengkapi desain interior secara tradisional sampai gaya modern, dan mengutamakan jaminan kualitas kualitas yang selalu dipertahankan. Dalam respon produksi CV Pandanus Internusa menerapkan langkah di antaranya Design-to-Order or Engineer-to-Order, Make-to-Order, Assemble-to-Order, Make-to-Stock, Make-to-Demand. 2. Inovasi and Friendly prices Tiga hal yang penting yang selalu di perhatikan oleh CV Pandanus Nusa untuk para konsumen; yakni harga, kualitas-inovasi-, dan kecepatan. Karena Semakin tingginya persaingan di era modern, membuat para produsen atau penyedia jasa harus mampu memberikan ketiga hal tersebut kepada para konsumen dengan tetap mempertahankan karya seni atau budaya natiral dari pandan yang menjadi ciri khas produk unggulanya. 3. Creative Marketing Strategi Strategi pemasaran adalah tahapan kreatif yang kontinyu, yang diupayakan oleh suatu perusahaan atau organisasi guna mencapai target pemasaran terbaik dengan merealisasikan secara optimal kepuasan Siti Nur Azizah, Muhfiatun 74 APLIKASIA Jurnal Aplikasi Ilmu-ilmu Agama, Vol. 17, No. 2, 2017 pelanggan. Strategi pemasaran memiliki posisi vital dalam peranannya untuk mencegah penurunan jumlah penjualan dan pelanggan serta merosotnya daya saing produk dipasaran. Proses penjualan akan mampu berjalan secara terkontrol dan dinamis dengan adanya sebuah strategi marketing kreatif yang baik. Strategi yang diharapkan adalah metode, teknik dan gaya yang baru yang ditujukan untuk kepuasan konsumen. Meningkatkan kenyamanan konsumen adalah faktor kunci yang selalu menjadi dasar setiap strategi pemasaran, disamping itu kualitas yang terjaga dan konsisten dari sebuah produk adalah poin penting lainnya bagi berlangsungnya sebuah strategi pemasaran yang baik. Mengoptimalkan upaya dan strategi pemasaran merupakan faktor paling utama yang akan mempengaruhi perkembangan dan kesuksesan ekonomi kreatif Pandanus Nusa. Beberapa strategi kreatif pemasarannya antara lain a. Event Kegiatan pemasaran melalui “even´yang dilakukan oleh CV Pandanus Nusa berusaha untuk menciptakan komunikasi antara perusahaan dengan konsumen atau audiens, sehingga membantu memecahkan masalah pemasaran. Sementara itu, tujuannya dalam melakukan kegiatan pemasaran adalah untuk memberitahukan dan meningkatkan kembali manfaat iklan pada perusahaan serta mendorong terciptanya jual-beli dengan meningkatkan hasil penjualan. Lebih dari ratusan events yang telah diikuti oleh CV Pandanus Nusa baik event dalam negeri maupun events luar negeri. b. Direct Buyer Pemasaran dan penjualan produk langsung ke konsumen diluar lokasi tetap penjualan eceran direct buyer merupakan salah satu strategi marketing yang digunakan oleh CV Pandanus Nusa untuk mempromosikan pandan natural handicraft sebagai produknya yang ditujukan untuk memengaruhi tindakan konsumen. Direct buyer pembelian langsung sebagai media bertemunya Penjualan langsung hard sell lebih menekankan pengambilan keputusan yang didasarkan atas rasional atau karena adanya keuntungan tambahan yang diberikan suatu produk. Sehinga konsumen mendapatkan keuntungan dari penjualan langsung karena kemudahan dan pelayanan yang disediakan, termasuk demonstrasi pribadi dan penjelasan produk, pengiriman ke rumah, dan jaminan kepuasan pembelian. c. Via agent Sebagai produsen yang terdaftar dalam direktori export, CV Pandanus Nusa penjualan via agent menjadi salah satu strategi marketing yang digunakan oleh pandanus Nusa, hal tersebut dikarenakan kemudahan transaksi yang diberikan seperti halnya Agen mempertemukan penjual dan pembeli hingga mencapai kesepakatan jual beli di antara keduanya, sekaligus mengurus keperluan sebelum dan sesudah proses transaksi. Kemudahan yang di dapat lainnya, Agen memiliki jaringan yang luas. Informasi tentang produk yang dimiliki oleh CV Pandanus Nusa yang akan dijual akan disebarkan ke seluruh jaringan yang dimiliki agen. Pemasaran bisa lebih efektif karena jangkauan yang luas dan tepat sasaran. Karena agen umumnya sudah memiliki daftar atau calon pembeli, sehingga mencari pembeli yang potensial pun akan lebih cepat dan mudah dilakukan. Dengan kemajuan teknologi sekarang, agen biasanya memiliki database berbagai profil produk pandan natural handycraft yang dikemas dalam bentuk situs web. Cara seperti ini bisa membuat produk lebih cepat laku. Selanjutnya, pemilik CV Pandanus Nusa tidak perlu mengeluarkan waktu dan tenaga untuk menjual dan memasarkan produknya. Dalam proses penjualan produknya, agen akan menyelesaikan masalah administrasi terlebih dahulu. Jika dilakukan mandiri, mengurus masalah administrasi penjualan bisa memakan waktu dan biaya. Untuk pengurusan administrasi pun segala biaya akan ditanggung agen terlebih dahulu. Pengembangan Ekonomi Kreatif Berbasis Kearifan Lokal Pandanus Handicraft … APLIKASIA Jurnal Aplikasi Ilmu-ilmu Agama, Vol. 17, No. 2, 2017 75 d. website Memasarkan produk dan jasa secara online menjadi salah satu strategi yang dipilih oleh CV Pandanus Nusa. Teknologi yang semakin canggih juga memberi dampak yang lumayan pesat terhadap perkembangan bisnis dalam hal ini yang dilakukan oleh CV Pandanus Nusa. Karena era modern menuntut penjual tidak hanya menggunakan sistem berjualan dengan cara door to door atau telepon tetapi sudah menggunakan internet. Dengan memanfaatkan fasilitas internet, CV Pandanus Nusa membuat website profile perusahaan serta menawarkan produk-produk diwebsite. Hal ini pula yang menjadi salah satu pemicu utama suksesnya CV Pandanus Nusa sehingga terdaftar sebagai CV Direktori export. Hal tersebut didukung oleh sebagian konsumen lebih suka berbelanja online melalui website dikarenakan mereka bisa melihat gambar barang serta harganya tanpa harus datang ke toko/showroom terdekat yang mungkin jaraknya lumayan jauh. Dengan membeli secara online melalui website juga lebih efisien karena tidak banyak memakan waktu lama, cukup sekali klik maka barang akan langsung diantar ke tempat konsumen. Dalam menarik perhatian calon konsumen,CV Pandanus Nusa mengelola websitenya dengan memberikan design yang menarik dan bagus yang membuat konsumen bisa nyaman berbelanja melalui websitenya, menjelaskan secara detail mengenai informasi akan produk yang dijual, stock barang dan harga juga selalu diupdate dan untuk lebih meningkatkan pengunjung diwebsite CV Pandanus Nusa menggunakan trik-trik marketing dengan cara memberi diskon kepada calon konsumen dan sering membagi voucher belanja gratis melalui jejaring sosial agar website kita lebih banyak dikunjungi dan dikenal oleh banyak orang. 4. Pandangan Ilmu Ekkonomi Islam Terhadap Strategi Pengembangan Ekonomi Kreatif Berbasis Kearifan Lokal Pandanus Nusa Handicraft. Ekonomi Islam di Indonesia saat ini mengalami kemajuan yang sangat pesat dan berkesinambungan. Kemajuan tersebut meliputi beberapa dimensi, baik kajian secara akademisi maupun praktik dalam lembaga-lembaga perekonomian Islam. Perkembangan tersebut semakin melebar meliputi berbagai aspek seperti kebijakan ekonomi negara, kebijakan ekonomi daerah salah satunya mendukung pengembangan ekonomi kreatif dan mempertahankan kearifan lokal, kebijakan ekonomi makro kebijakan fiskal, kebijakan moneter dan permasalahan lainnya seperti produksi, konsumsi, distribusi, sirkulasi, upah, Sumber Daya Manusia, Sumber Daya Alam, Industri, Regulasi ekonomi, kesejahteraan dan sebagainya. Dalam pengembangannya agar tetap mampu bersaing dalam kancah nasional maupun internasional, serta sesuai dengan kebutuhan masyarakat, terus berusaha agar regulasi memadai, mengembangkan inovasi produk, strategi pengembangan, inovasi strategi marketing serta merespon secara akomodatif bentuk-bentuk baru transaksi ekonomi bisnis, dan keuangan. Salah satunya melalui stratetegi pengembangan ekonomi kreatif yang nantinya diyakini mampu menjadi salah satu media yang menjembatani ekonomi Islam dengan masyarakat, serta mampu memberikan implikasi yang signifikan kepada masyarakat Indonesia agar semakin tertarik beraktivitas ekonomi sesuai dengan prinsip-prinsip ekonomi Islam baik di kota maupun di desa. Begitu pula dengan anyaman pandan, pengrajin pandan, baik dari CV Pandanus Nusa tersebut mampu beraktivitas sesuai dengan prinsip ekonoi Islam, baik dalam bidang produksi anyaman pandan, produksi handycraft, serta seimbang dan adil dalam bertransaksi serta berhubungan hablum minan nas-yakni dengan para karyawan dalam hal memberikan hak/upah yang adil, agentdalam memberikan fee, dari sisi konsumen mampu bertindak adil, yani dengan menjaga kejujuran dalam bertransaksi. Menjaga keseimbangan dalam hal hablum minal alam, yakni menjaga harmonisasi antara hubungan manusia dengan alam, dengan menjaga kebersihan alam, penghijauan dan menghindari eksploitasi. Hal tersebut selaras dengan tujuan dari Ilmu Ekonomi Islam itu sendiri yakni merupakan ilmu pengetahuan yang mempelajari perilaku manusiasebagai hubungan antara tujuan dan sarana langka yang memiliki kegunaan-kegunaan alternatif serta studi yang mempelajari cara-cara manusia mencapai Siti Nur Azizah, Muhfiatun 76 APLIKASIA Jurnal Aplikasi Ilmu-ilmu Agama, Vol. 17, No. 2, 2017 kesejahteraan dan mendistribusikannya. Kesejahteraan yang dimaksud adalah segala sesuatu yang memiliki nilai dan harga, mencakup barang-barang dan jasa yang diproduksi dan dijual oleh para produsen sesuai prinsip syariah yang berlandaskan Al-Quran dan Hadist. M. Abdul Mannan; 1993 Mengembangkan ekonomi kreatif berbasis kearifan lokal sejalan dengan hakikat Ekonomi Islam itu sendiri yakni bermula dari kemunculan ekonomi Islam merupakan satu bentuk artikulasi sosiologis dan praktis dari nilai-nilai Islam yang selama ini dipandang doktriner dan normatif. Dengan demikian, Islam adalah suatu dien way of life yang praktis dan ajarannya tidak hanya merupakan aturan hidup yang menyangkut aspek ibadah dan muamalah sekaligus, mengatur hubungan manusia dengan rabb-nya hablum minallah dan hubungan antara manusia dengan manusia hablum minannas, hubungan manusia dengan alam hablum ninal alam. Sehingga ekonomi Islam dapat dipahami sebagai suatu cabang pengetahuan yang membantu merealisasikan kesejahteraan manusia melalui alokasi dan distribusi sumber-sumber daya langka yakni sumber daya alam yang seirama dengan maqasid syariah yaitu menjaga agama li hifdz al din, jiwa manusia li hifdz al nafs, akal li hifdz al 'akl, keturunan li hifdz al nasl salah satunya dengan cara menjaga budaya, adat istiaddat sebagai wujud kearifan lokal, dan menjaga kekayaan li hifdz al mal termasuk dengan mengembangkan ekonomi kreatif tanpa mengekang kebebasan individu Chapra, 2001. H. Kesimpulan Manusia dengan segala wujud pola pikirnya menghasilkan karya budaya yang mencerminkan semangat kearifan lokal di dalamnya, begitu juga dengan apa yang ada pada ekonomi kreatif berbasis pandan Tergerusnya eksistensi pandan handycraft dapat ditanggulangi melalui penanaman kembali nilai-nilai moral dan filosofi harmoni yang melekat pada setiap efek multyplier anyaman pandan hingga menjadi handycraft. Selain itu juga perlu adanya dukungan dari strategi pengembangan ekonomi kreatif berbasis pandan yang kontinu, seperti halnya stategi pemasaran, strategi produktivitas dll. Dengan usaha yang optimal, strategi tersebut akan mewujudkan sebuah generasi budaya baru yang menjunjung semangat lokalitas, untuk kemudian berdampak pada meningkatnya kualitas sumber daya manusia. Pada pandan handycraft SDM ini mencakup sumber daya menganyam, sumberdaya mengrajin, , sumber daya marketing, dan sumber daya modern entertaintment yang saling berkontribusi untuk membangun budaya, dan mengantarkan pandan handycraft menuju pola industri yang dapat menembus pasar modern melalui harmonisasi manusia dengan alam. Pengembangan Ekonomi Kreatif Berbasis Kearifan Lokal Pandanus Handicraft … APLIKASIA Jurnal Aplikasi Ilmu-ilmu Agama, Vol. 17, No. 2, 2017 77 DAFTAR PUSTAKA Abdul Wahhab Khallaf. 1985. Kaidah-kaidah Hukum Islam, Bandung Risalah. Ahmad al-Nadwi. 1998. al-Qawa’id al-Fiqhiyah. Cetakan ke-V. Beirut Dar al-Qalam. Ahmad Azhar Basyir. 1983. Hukum Adat Bagi Umat Islam. Cetakan Nur Cahaya. Angga Aryo W, 2011, The Tradmodernition Gerakan Glokalisasi Berbasis Kearifan Lokal Batik Banyumas, Karya Tulis Ilmiah, Juara Harapan 1 UNS. Arikunto, S., 2002, Prosesdur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, Renika Cipta. Bambang Mursito, dan Harini, 2014, Industri Kecil Sebagai Basis Pengembangan Ekonomi Kreatif di Kabupaten Karanganyar, Barringer, Richard, tidak ada tahun. “The Creative Economy in Maine Measurement & Analysis”, The Southern Maine Review, University of Southern Maine Dahana, Radhar Panca. 2001. Menjadi Manusia Indonesia. Yogyakarta Penerbit LKiS. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. 1996. Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi Kedua. Jakarta Penerbit Balai Pustaka. Departemen Perdagangan Republik Indonesia. 2008, Pengembangan Ekonomi Kreatif Indonesia 2025 Rencana Pengembangan Ekonomi Kreatif Indonesia 2009 – 2025” Djojohadikusumo, Sumitro. 1994, Perkembangan Pemikiran Ekonomi Dasar Teori Ekonomi pertumbuhan dan Ekonomi Pembangunan, Jakarta. Evans, Graeme L 2009. “From Cultural Quarters to Creative Clusters – Creative Spaces in The New City Economy 2006. Kaidah-kaidah Fikih, Cetakan ke-1. Jakarta Kencana Prenada Media Group. Herie Saksono, Creative Economy New Talents For Regional Competitiveness Triggers, Jurnal Bina Praja Volume 4 No. 2 Juni 2012. Hyene, K. 1987. Tumbuhan Berguna Indonesia. Jilid I. Jakarta Terjemahan Badan Litbang Kehutanan. I Ketut Gobyah, Berpijak pada Kearifan Lokal” dalam http//www. diakses pada 17 Mei 2017. Ibn Qayyim Al Jauziyah, tt, I’lam Al-Muwaqqi’in, jilid 3, Beirut Dar Al-Jalil. Istanti, Kun Zahrun. 2007. Ibda’ Jurnal Studi Islam dan Budaya. Purwokerto PM3 STAIN Purwokerto. Jati Batoro, dkk. 2015. Etnobotani Masyarakat Lokal, Struktur Anatomi Jenis Pandan Pandanaceae Bermanfaat di Jawa Timur, RESEARCH JOURNAL OF LIFE SCIENCE E-ISSN 2355-9926 AGUSTUS-2015 VOLUME 02 NO. 02. Koentjaraningrat. 2005. Pengantar Antropologi. Jakarta Penerbit Rineka Cipta. Kuntowijoyo. 1999. Budaya dan Masyarakat. Yogyakarta PT Tiara Wacana Yogya. Latuconsina, Hudaya. 2010. Kreativitas Tanpa Batas Menuju Ekonomi Kreatif Berbasis Insan Kreatif. Cetakan I. Jakarta TERAJU. Marcus J. Pattinama. Pengentasan Kemiskinan Dengan Kearifan Lokal Studi Kasus di Pulau Buru-Maluku dan Surade-Jawa Barat, dalam MAKARA Jurnal Sosial Humaniora. Vol. 13. No. 1. Juli 2009. Moelyono, Mauled. 2010. Menggerakan EKONOMI KREATIF Antara Tntunan dan Kebutuhan. Jakarta PT. RajaGrafindo Persada. Moelyono, Mauled. 2010. Menggerakkan Ekonomi Kreatif Antara Tuntutan dan Kebutuhan. Edisi I. Cetakan I. Jakarta Rajawali Pers. Siti Nur Azizah, Muhfiatun 78 APLIKASIA Jurnal Aplikasi Ilmu-ilmu Agama, Vol. 17, No. 2, 2017 Muhammad Abu Zahrah. tt. Ushul al-Fiqh, Al Qahirah Dar al-Fikr al-Arabi. Muhammad Rasyid Ridha. tt.Tafsir al-Manar, Juz I, Bairut Dar al-Fikr. Murniati, 2009. Peran Perguruan Tinggi Dalam Triple Helix Sebagai Upaya Pengembangan Industri Kreatif. Seminar Nasional Peran Pendidikan Kejuruan Dalam Pengembangan Industri Kreatif. Jurusan PTBB FT UNY. Nurchayati dan Andalan Tri Ratnawati, Strategi Pengembangan Industri Kreatif Sebagai Penggerak Destinasi Pariwisata Di Kabupaten Semarang, disampaikan pada Prosiding Seminar Nasional Multi Disiplin Ilmu & Call For Papers Unisbank Sendi_U Ke-2 Tahun 2016 Kajian Multi Disiplin Ilmu dalam Pengembangan IPTEKS untuk Mewujudkan Pembangunan Nasional Semesta Berencan PNSB sebagai Upaya Meningkatkan Daya Saing Global. Nurul Istifadah, 2013. Meningkatkan Keunggulan Kompetitif Nasional Melalui Pengembangan Ekonomi Kreatif Menghadapi Perekonomian Global, Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Airlangga Surabaya. Pangestu, Mari Elka. 2008. “Pengembangan Ekonomi Kreatif Indonesia 2025”, disampaikandalam Konvensi Pengembangan Ekonomi Kreatif 2009-2015 yang diselenggarakan pada Pekan Produk Budaya Indonesia 2008, JCC, 4 -8 Juni 2008. Piliang, Yasraf Amir. 2006. Dunia yang Dilipat. Jakarta Penerbit Jalasutra. Puspa Rini & Siti Czafrani, 2010, Pengembangan Ekonomi Kreatif Berbasis Kearifan Lokal Oleh Pemuda Dalam Rangka Menjawab Tantangan Ekonomi Global, Jurnal UI Untuk Bangsa Seri Sosial dan Humaniora Volume 1. Rahmani Timorita Yulianti, Ekonomi Islam dan Kearifan Lokal, Jornal Millah Edisi Khusus Desember. Roqib, Muhamad. 2007. Harmoni dalam Budaya Jawa Dimensi Edukasi dan Keadilan Gender. Purwokerto STAIN Press. Sartini, Menggali Kearifan Lokal, dalam Jurnal Filsafat, Agustus 2004, Jilid 37, Nomor 2. Simatupang, 2008. Industri Kreatif Indonesia. Bandung Sekolah Bisnis dan Manajemen, Institut Teknologi Bandung. Sudardadi, H. 1996. Tumbuhan Monokotil. Jakarta Penebar Swadaya. Suryana. 2013. Ekonomi Kreatif, Ekonomi Baru Mengubah Ide dan Menciptakan Peluang, Jakarta Salemba Empat. Tim Penulis FSEI. 2008. Filsafat Ekonomi Islam. Cetakan Pertama. Yogyakarta FSEI PPs UIN Sunan Kalijaga. TON. 2010. Pengembangan Keilmuan Baru Ekonomi Islam, dalam Sharing, Majalah Ekonomi dan Bisnis Syariah, Edisi 43 Tahun IV Juli 2010. ... pemahaman dan kesadaran pelaku UMKM akan pentingnya penerapan standar akuntansi dalam pembukuan dan laporan keuangan Azizah & Muhfiatun, 2018;Nuvitasari & Martiana, 2019;Rawun & Tumilaar, 2019. Selain itu, pemerintah juga perlu membantu dalam penyediaan pelatihan dan akses informasi terkait pengajuan KUR agar pelaku UMKM dapat memanfaatkan bantuan tersebut dengan lebih efektif dan memperoleh kesempatan untuk mengembangkan usaha mereka. ...Aini Rose AmeliaAnnisyah LestariDede YusufHusnul KhatimahUsaha Mikro Kecil dan Menengah UMKM memiliki peran yang cukup penting dalam peningkatan perekonomian warga di Dusun Babakan Banten. Kendati demikian, berdasarkan hasil observasi lapangan, ditemukan beberapa permasalahan, seperti belum adanya penerapan standar akuntansi dalam pembuatan laporan keuangan usaha dan masih kurangnya pemahaman tentang informasi dan cara membuat proposal untuk mendapatkan bantuan pendanaan UMKM. Adapun tujuan pengabdian kepada masyarakat kali ini adalah untuk memberikan pelatihan pembuatan laporan keuangan usaha dan pelatihan pembuatan proposal untuk mendapatkan bantuan pendanaan UMKM. Kegiatan dilaksanakan secara offline dengan melakukan sosialisasi dan simulasi. Hasil dari kegiatan ini adalah tersusunnya laporan keuangan usaha dan proposal untuk pengajuan pendanaan UMKM serta informasi kelengkapan dokumen dan persyaratan lainnya jika akan mengajukan bantuan pendanaan ke Bank Rakyat Indonesia BRI.... Sederhananya, ekonomi kreatif merupakan bentuk pengembangan dari konsep ekonomi, namun dengan penambahan kreativitas Azizah & Muhfiatun, 2018;Misran et al., 2023;Rabbani, 2021. Namun, kreativitas tersebut tidak hanya terbatas pada kegiatan produksi saja, tetapi juga termasuk ke dalam bagaimana penggunaan bahan baku serta inovasi suatu teknologi di dalamnya. ...Ine Kusuma AryaniRistiana Dyah PurwandariWidya NirmalawatiKeterampilan shibori mix jumputan dengan menggunakan teknik jepit dan ikat kelereng untuk memberikan variasi atau semacam pilihan jenis usaha UMKM ibu-ibu “Wedhang Bantheng” dalam upaya meningkatkan ekonomi kreatif menuju kemandirian berwirausaha, keterampilan usaha yang ditawarkan adalah praktek keterampilan shibori mix/campur jumputan yang akan memberikan nuansa baru dakan pilihan wirausaha. Ketika usaha beku karena masalah Covid-19, banyak pengangguran, maka solusi yang ditawarkan adalah melalui pelatihan keterampilan shibori teknik sederhana dan dengan biaya yang sangat terjangkau, adalah langkah dalam 1. Mengurangi pengangguran dengan melakukan wirausaha shibori; 2. Memberdayakan sumber daya alam ramah lingkungan dan sumber daya manusia yang tidak memiliki pencaharian; 3. Suasana melakukan pekerjaan yang menyenangkan, inovatif dan kreatis dan bernilai ekonomis; 4 Menumbuhkan minat ekonomi yang lebih aktif dan kreatif. Metode pelaksanaan praktek keterampilan shibori ini dilakukan secara langsung bimbingan, pelatihan keterampilan shibori mix jumputan.... Istilah "ekonomi kreatif" juga dapat merujuk pada proses penambahan nilai melalui pemanfaatan ide-ide yang didasarkan pada ilmu pengetahuan, termasuk warisan budaya dan teknologi, dan dihasilkan oleh sumber daya manusia. Selain itu, ekonomi berbasis pengetahuan, kadang-kadang disebut sebagai ekonomi kreatif, adalah strategi dan tren untuk pembangunan ekonomi di mana ilmu pengetahuan dan teknologi memainkan peran penting dalam proses pembangunan dan kemajuan ekonomi Azizah, 2017. ...Muhammad RikoJustita DuraSidqi Bachtiar Adi SunaranaYuda WirdanaEkonomi kreatif dapat dikatakan sebagai penciptaan suatu nilai berbasis ide yang dihasilkan dari daya cipta sumber daya manusia dan penerapan ilmu pengetahuan. Mayoritas masyarakat di Desa Kasri adalah petani; masih sedikit entitas ekonomi lain di sana. Tujuan pengabdian ini adalah untuk membantu masyarakat Desa Kasri mengolah kedelai dalam upaya meningkatkan perekonomian lokal. Pendekatan ESD Education for Sustainable Development digunakan dalam penyampaian pengabdian ini. Pembangunan berkelanjutan merupakan metode pembelajaran yang mempromosikan kesadaran akan sikap inovatif dan kewirausahaan, dan ESD adalah salah satu strategi sosialisasi yang mendukung jenis pembelajaran ini. Program-program tersebut meliputi 1 penyuluhan untuk meningkatkan semangat sociopreneur; 2 pelatihan pengemasan dan pelabelan untuk membuat kemasan lebih menarik dan membantu dalam promosi produk; dan 3 pelatihan untuk mengubah kedelai menjadi minuman bergizi... Mengapa UMKM menjadi hal yang penting? Hal ini dikarenakan UMKM merupakan stimulan perekonomian di negara berkembang Hafni, 2015 cepat sehingga ekonomi kreatif dapat menjadi jawaban atas tantangan dalam menyejahterakan masyarakat serta menurunkan tingkat pengangguran Azizah, 2017. ...... The two can reconcile and relate productively Alia, 2010;Lewinson, 2006;Whitten, 2008. This condition will be effective if local wisdom continues to be developed in order to improve community welfare Azizah & Muhfiatun, 2018;Rakib, 2017. Thus, the role of local wisdom can improve the community's economics. ...Daud DuliMaryunani MaryunaniRachmad Kresna SaktiThis study analyzed forms of local wisdom in Lamalera on whaling, the role of the Lamalera locals in whaling, factors influencing Lamalera locals in whaling and, the consequences and solutions to the factors that influence the Lamalera community in whaling. The researchers used the ethnographic approach and the Sustainable Levelihood Approach SLA. The results showed that the form of local wisdom in whaling, namely the whaling tradition Leva Nuang became a life strategy for the Lamalera community in the form of local wisdom which was marked by the activities of the fishing process, traditional whaling management processes and markets barter. the whaling tradition is a customary tradition that is still maintained to this day. Factors triggering the Lamalera community to carry out whaling activities, namely social capital, namely building harmonious family relationships between fellow Lamalera communities, even with mountain communities, the role of traditional institutions and religious institutions. The Lamalera people also believe that there is land and sea relations and customary norms that become the basis for the life of the Lamalera people in the sea, namely Prohibition to catch pregnant whales, prohibition to catch blue whales Klaru, whales must be respected, not allowed to continue chasing whales when they find hills or land in the middle of the sea, and in the sea the fishermen must look at the cardinal directions, if the sun sets the fish being chased must be released. 4 sometimes the Lamalera fishing community ignores this, such as when the community catches pregnant whales.... Meskipun demikian, secara umum proses pembuatan rengginang relatif sama atau serupa. Azizah & Muhfiatun;2013 Rengginang tersebut banyak diperjual-belikan di pasar, terminal bus dan di toko makanan. Pembuatannya i t u sangat gampang, yaitu pertama beras ketan dibersihkan atau dicuci, lalu kemudian direndam setelah itu airnya ditiriskan sampai bersih. ...Diah Putri Permata SariErie HariyantoThe purpose of writing this devotional article is to participate in improving the empowerment of the economic community through the creative economy by improving quality packing and online marketing to attract consumer interest in order to maintain the stability of production and marketing of rengginag products from Kaduarah Barat village, Pamekasan district in the midst of the COVID-19 virus pandemic. 19 experienced production capacity and quality. The method used by the author is to use the Participatory Rural Appraisal PRA method and Participatory Action Research while participating in the 30-days Course of Community Engagement Kuliah Pengabdian Masyarakat IAIN Madura by conducting visits and mentoring how to do packaging and online marketing to business actors. This activity is expected to be able to help the community, especially Micro, Small and Medium Enterprises MSME of Rengginang business actors in West Kadurah village to be more creative and more productive in running their business and continue to produce as before so that the community's economy is stable. The results of the activities are expected to create stable business production and tend to increase after previously experiencing a decline in production stability due to the covid-19 virus pandemic. [Tujuan dari penulisan artikel pengabdian ini untuk turut serta dalam meningkatkan pemberdayaan masyarakat ekonomi melalui ekonomi kreatif dengan peningkatan kualitas packing dan pemasaran secara online untuk menarik minat konsumen guna menjaga stabilitas produksi dan pemasaran produk rengginang dari desa Kaduarah Barat kabupaten Pamekasan ditengah pandemi virus covid-19 mengalami kapasitas dan mutu produksi. Metode yang dipakai oleh penulis adalah dengan menggunakan pendekatan metode Participatory Rural Appraisal PRA dan Partisipation Action Riset selama mengikuti Kuliah Pengabdian Masyarakat KPM Mandiri IAIN Madura selama 30 hari dengan melakukan kunjungan dan pedampingan bagaimana melakukan pengemasan dan pemasaran online kepada pelaku usaha. Dari kegiatan ini diharapkan mampu membantu masyarakat utamanya UMKM/ Pelaku usaha rengginang di desa Kadurah Barat menjadi lebih kreatif dan lebih produktif dalam menjalankan usahanya dan tetap melakukan produksi seperti sebelumnya sehingga perekonomian masyarakat yang stabil. Hasil dari kegiatan diharapkan tercipta produksi usaha yang stabil dan cenderung meningkat setelah sebelumnya mengalami penurunan kestabilan produksi akibat pandemic virus covid-19]Musliha ShalehMuhammad Syafii A BasalamahKegiatan pengabdian kepada masyarakat ini bertujuan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya pengetahuan tentang literasi keuangan sebagai bekal yang sangat penting untuk mengembangkan usaha dan dalam rangka pengambilan keputusan yang lebih baik, meningkatkan kualitas dan kompetensi masyarakat dalam mengembangkan dan memajukan desa, mengoptimalkan potensi desa. Memberikan pengetahuan tentang ekonomi kreatif berbasis sumber daya desa. Kegiatan pelatihan literasi keuangan dan ekonomi kreatif ini merupakan sarana peningkatan kemampuan dan keterampilan masyarakat untuk meningkatkan pengetahuan dan pemahaman masyarakat dan pelaku usaha, oleh karena itu diharapkan pelatihan ini memberikan manfaat dan menambah pengetahuan kepada masayarakat terkait dengan literasi keuangan dan penguatan ekonomi kreatif. Hasil wawancara dengan masyarakat Desa Tamangapa Kecamatan Ma’rang Kabupaten Pangkep bahwa pada umumnya beberapa masyarakat masih minim pengetahuan sehingga belum memahami literasi keuangan dan pengembangan memalui sumber daya desa. Metode pendekatan yang ditawarkan untuk mendukung kegiatan program pengabdian bagi masyarakat ini adalah metode partisipatif dimana mitra yang terlibat langsung dalam pelaksanaan kegiatan mulai dari persiapan sampai terlaksananya kegiatan tersebut. Adapun bentuk kegiatannya adalah mengadakan pertemuan melalui diskusi tanya jawab, musyawarah, actors in the creative economy sector focus on creativity, one of which is the purun woven craft business, while humans have various mindsets and cultures as a result of their habits. This is a challenge in Purun Village to continue to have an existence in the creative economy sector competition so that it requires the participation of craftsmen in the development of woven crafts in Purun Village. This research was conducted to provide an overview of the participation of artisans in the development of woven crafts in Purun Village based on local wisdom. This study used a qualitative approach. Data was collected through in-depth interviews, observation and documentation. Data analysis went through several stages, namely the reduction stage, presentation and conclusion drawing and verification. The results showed that the participation of artisans in the development of woven crafts in Purun Village was based on local wisdom. Among them are 1 preserving woven from generation to generation 2 making plaits based on local wisdom 3 creating product innovations in accordance with market developments 4 product diversification. In the development of the purun woven craft industry, the role of the crafter is very important, including preserving the purun woven craft by passing it on to the next generation, protecting the environment by utilizing purun which is known as a wild plant, and improving the regional Muhtar KusumaAlva Nailul VarokhThis study aims to analyse creative economy development of the religious tourism Makam Sunan Muria Kudus. This type of research is qualitative research with a field research approach. Methods of data collection by interviews, observation, use of documents, and triangulation. The subjects of this research are the government, intellectuals, and business actors in the area of Makam Sunan Muria Kudus. After the data is collected, the data is analysed by reducing data, presenting data, and verifying data. Based on the results of the research that has been carried out, it shows that the development of the creative economy that has been examined includes several activities such as crafts, fashion, and culinary. The efforts of business actors in developing the creative economy are to create jobs, increase income, and be consistent in running a business. The government's role in efforts to develop the creative economy is by improving the quality of human resources, holding socializations on the economy and employment, bringing in experts, assisting in product promotions, and providing capital loans. The role of intellectuals in efforts to develop the creative economy is to provide creative support and freedom to business actors, maintain infrastructure such as kiosks, and cooperate with BNI bank to provide capital loans. Rahmani Timorita YuliantiIndonesia is an archipelago which has a diverse system of cultural customs of the archipelago. With so much local wisdom in it. Related to the system and the economic behavior of the Indonesian people, whether in the traditional system of culture of the archipelago there is an economic system that is still practiced by the community? What is the economic system there are indigenous cultures of the archipelago is relevant to the economic principles of Islam? Therefore, space exploration and assessment of local knowledge into separate claims for one of the methods of economic development of Islam in Indonesia. Responding to the scientific development of new discourse of Islamic economics, the paper seeks to discuss further on, 1 What are the sources of Islamic economic law that allows synergy between Islamic economics and local wisdom?, 2 How is the meeting point urf and local wisdom, and 3 How can tolerance towards indigenous Islamic economics?Kaidah-kaidah Hukum IslamAbdul WahhabAbdul Wahhab Khallaf. 1985. Kaidah-kaidah Hukum Islam, Bandung Risalah. Ahmad al-Nadwi. 1998. al-Qawa'id al-Fiqhiyah. Cetakan ke-V. Beirut Dar Adat Bagi Umat Islam. Cetakan Nur CahayaAhmad Azhar BasyirAhmad Azhar Basyir. 1983. Hukum Adat Bagi Umat Islam. Cetakan Nur Tradmodernition Gerakan Glokalisasi Berbasis Kearifan Lokal Batik Banyumas, Karya Tulis IlmiahAngga AryoAngga Aryo W, 2011, The Tradmodernition Gerakan Glokalisasi Berbasis Kearifan Lokal Batik Banyumas, Karya Tulis Ilmiah, Juara Harapan 1 Penelitian Suatu Pendekatan PraktekS ArikuntoArikunto, S., 2002, Prosesdur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, Renika Southern Maine Review, University of Southern Maine Dahana, Radhar PancaRichard BarringerBarringer, Richard, tidak ada tahun. "The Creative Economy in Maine Measurement & Analysis", The Southern Maine Review, University of Southern Maine Dahana, Radhar Panca. 2001. Menjadi Manusia Indonesia. Yogyakarta Penerbit Besar Bahasa Indonesia Edisi KeduaDepartemen Pendidikan Dan KebudayaanDepartemen Pendidikan dan Kebudayaan. 1996. Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi Kedua. Jakarta Penerbit Balai Ekonomi Kreatif Indonesia 2025 Rencana Pengembangan Ekonomi Kreatif IndonesiaRepublik Departemen PerdaganganIndonesiaDepartemen Perdagangan Republik Indonesia. 2008, Pengembangan Ekonomi Kreatif Indonesia 2025 Rencana Pengembangan Ekonomi Kreatif Indonesia 2009 -2025"Perkembangan Pemikiran Ekonomi Dasar Teori Ekonomi pertumbuhan dan Ekonomi PembangunanSumitro DjojohadikusumoDjojohadikusumo, Sumitro. 1994, Perkembangan Pemikiran Ekonomi Dasar Teori Ekonomi pertumbuhan dan Ekonomi Pembangunan, Jakarta.
Pertamatama Anda harus mencari ide dan peluang usaha yang sedang marak dicari oleh khalayak ramai. Hal ini bertujuan supaya usaha Anda banyak dilirik. Untuk mengeksekusi ide dan peluang usaha yang sudah Anda miliki, Anda memerlukan bahan-bahan atau barang-barang yang digunakan untuk membuat produk yang akan dijual.
Benda-benda kuno Indonesia di Museum BelgiaFoto DW/H. PasuhukSekitar pertengahan 2021 lalu, dunia sejarah dan arkeologi Indonesia mendapatkan kabar bahagia. Tiga arca Hindu yang dijarah dan diseludupkan ke Amerika Serikat berhasil dikembalikan ke Indonesia. Pelakunya adalah seorang Amerika, Subhash Kapoor, yang juga terlibat dalam jaringan perdagangan barang antik. Selain arca Siwa, Parvati, dan Ganesha yang kembali ke Indonesia, komplotan Subhash juga disebutkan menjarah, menyeludupkan, menjual secara ilegal, benda-benda budaya bernilai serupa dari berbagai negara di Asia, seperti Afghanistan, Thailand, India, dan lain-lain. Nilainya sekitar 143 juta dollar AS. Kasus Subhash bukanlah hal baru, dan saya yakin tidak akan menjadi yang terakhir mengingat masih lemahnya upaya proteksi terhadap benda-benda bernilai budaya dan sejarah di Indonesia selama ini. Meskipun ada, penerapannya di lapangan masih impoten, dan mirisnya, orang-orang yang membuka jalan bagi penyeludup seperti Subhash biasanya adalah orang-orang Indonesia sendiri. Dengan memanfaatkan kelengahan aparat dan para penelitinya, para pencuri ini beraksi diam-diam di situs-situs arkeologi. Hal serupa juga banyak terjadi di museum-museum di Indonesia, dan sulit untuk dideteksi. Fenomena pencurian tersebut didasarkan atas sekian motif. Bagi para pelaku yang orang Indonesia, jawabannya adalah uang, karena mereka biasanya hanya menjadi perantara bagi para kolektor atau penyeludup ke luar negeri. Kolektor, terutama di luar negeri, umumnya didorong oleh seleranya terhadap hal-hal antik, walau harus memakai cara-cara ilegal. Namun dahulu, ada pula orang-orang yang merasa bahwa karena peradabannya menguasai pengetahuan yang unggul, lantas merasa berhak menjarah dan meneliti peradaban lain. Apalagi ketika benda-benda yang diteliti tidak dikembalikan inilah sisi lain kolonialisme. Menjarah Tanah Jajahan Kolonialisme Indonesia bukan hanya cerita eksploitasi Eropa terhadap sumber daya alam Indonesia, semisal rempah-rempah, teh, kopi, dan lain-lain, namun juga penuh dengan cerita pencurian benda-benda budaya dan sejarahnya. Mereka diangkut ke Eropa untuk memuaskan hasrat para pembesar-pembesar kolonialisme, dan para peneliti tanah jajahan yang bermoral rendah. Karena itulah tidak mengherankan saat ini banyak artefak-artefak Indonesia, umumnya berasal dari masa kerajaan Hindu-Buddha, bisa ditemukan di banyak museum di Eropa. Mengapa hal ini bisa terjadi?Penulis Rahadian RundjanFoto Rahadian Rundjan Ketika orang-orang Eropa mulai mendatangi nusantara pada abad ke-16, mereka menjumpai sebuah kelompok masyarakat yang gaya hidup dan kepercayaannya belum lama bertransformasi. Struktur masyarakat yang beberapa abad sebelumnya dipengaruhi corak Hindu-Buddha mulai ditinggalkan setelah Islam menyebar dan mendominasi. Dalam ajaran Islam, pemujaan benda mati, apalagi yang menyerupai manusia patung, adalah hal terlarang. Perubahan ini menyebabkan masyarakat Islam Nusantara perlahan-lahan mulai mengambil jarak, walau tidak melepaskan sepenuhnya, kedekatannya dengan benda-benda peninggalan masa Hindu-Buddha seperti arca-arca pemujaan dan candi-candi, terutama di Jawa. Perhatian terhadap benda-benda budaya dan sejarah Jawa mulai meningkat sejak abad ke-19. Menurut Marieke Bloembergen dan Martijn Eickhoff dalam bukunya yang meriset sejarah interaksi dan pertukaran pengetahuan terkait benda-benda budaya dan sejarah di Indonesia, The Politics of Heritage, ketertarikan tersebut salah satunya dipelopori Raffles, yang berkuasa di Jawa atas nama Inggris, dan bukunya yang terkenal, History of Java. Berkat bukunya tersebut, benda-benda bercorak Hindu-Buddha di Jawa menarik perhatian di Eropa, Asia, juga Amerika. Pendataan dan penggalian di Jawa pun menjadi lumrah dilakukan, baik oleh Inggris ataupun Belanda setelahnya. Terutama Belanda, yang mereorganisasi koloninya dari wilayah dagang menjadi negara jajahan. Mereka memprioritaskanpenggalian arkeologi sebagai cara melegitimasi kekuasaan dan supremasi politiknya, juga untuk keperluan ilmu pengetahuan karena semakin banyak peneliti-peneliti Eropa yang bekerja di Jawa. Atas dasar itulah, candi-candi di Jawa yang sebelumnya tidak dirawat, seperti Prambanan, atau keberadaannya telah terlupakan oleh orang-orang setempat, seperti Borobudur, mulai digali dan diteliti dengan intens. Dalam situasi itulah, para oportunis muncul. Mereka berupaya mengambil benda-benda yang bisa diangkat, seperti artefak, patung, dan lain-lain, dan mengirimnya ke negeri induk. Ada yang melakukannya dengan cara meminta kepada penduduk setempat yang tidak mengetahui nilai budaya dan sejarah benda tersebut. Pencurian halus ini misalnya dilakukan Wallace, naturalis Inggris, ketika singgah ke lokasi reruntuhan di Mojokerto. Ada juga yang terang-terangan merampok, seperti Raffles dan pasukan Indianya saat menyerbu Keraton Yogyakarta pada 1812 dan menjarah harta bendanya, terutama manuskrip-manuskrip keraton, selama berhari-hari. Itu menjawab pertanyaan mengapa saat ini banyak benda-benda budaya dan sejarah Indonesia dapat ditemukan di museum-museum di Belanda dan Inggris. Sebagian besar yang terpajang di sana adalah hasil jarahan, atau pemberian dari raja-raja lokal yang tidak mengapresiasi nilai luhur benda-benda tersebut selain sebagai hadiah untuk menyenangkan hati tuan-tuan kulit putihnya. Setelah Indonesia merdeka, tuntutan untuk mengambilnya kembali menjadi semakin besar karena orang-orang Republik menganggapnya sebagai bagian dari harta kekayaan dan inspirasi bagi identitas nasionalisme, serta jejak intelektualisme, bangsa Indonesia. Upaya pengembalian tersebut, atau repatriasi, sudah diupayakan sejak tahun 1950-an. Belanda menjadi negara yang paling sering mengembalikan benda-benda hasil jarahannya di Indonesia. Seperti pada 2020 lalu, sekitar 1500 direpatriasi, menyusul kemudian pengembalian keris Pangeran Diponegoro ketika Raja Belanda, Willem, berkunjung ke Indonesia. Seiring berkurangnya dana pemerintah Belanda untuk merawat museum-museumnya, upaya repatriasi ini diperkirakan akan semakin meningkat ke depannya. Sehingga persoalan selanjutnya adalah memastikan bahwa Indonesia sudah harus menyediakan tempat penampungannya yang Museum Pada 2016, saya menulis laporan untuk National Geographic mengenai fenomena kriminalitas di museum dan tempat-tempat cagar budaya. Salah satu kesimpulan yang bisa diambil adalah, orang-orang Indonesia masih belum bisa menghargai benda-benda budaya dan sejarahnya. Penemuan situs-situs arkeologi baru bukan hanya membuka kesempatan bagi arkeolog dan sejarawan untuk membuka tabir sejarah baru, namun juga bagi warga setempat untuk menjarah dan menjual temuan-temuannya secara ilegal. Hal tersebut telah menjadi masalah besar, misalnya, di situs Trowulan Majapahit, Jawa Timur, selama bertahun-tahun. Sejarawan Peter Carey, seorang Inggris namun sangat peduli terhadap keselamatan benda-benda sejarah dan budaya Indonesia, sejak bertahun-tahun lalu sudah dan terus mendorong pengembalian Prasasti Sangguran dan Pucangan yang dulu dijarah Inggris. Namun sampai sekarang, kedua prasasti tersebut masih tersimpan secara mengkhawatirkan di Inggris dan India karena tidak dirawat. Pemerintah Indonesia juga belum mau bergerak memanfaatkan koneksi diplomatik untuk mengusahakan pengembalian itu pula, dan ketika tulisan ini dibuat mungkin sekali kedua prasasti tersebut sudah dalam kondisi yang jauh lebih buruk. Tentu ada tendensi politik antara Indonesia dan negara-negara lain dalam kebijakan repatriasi. Kembalinya benda-benda budaya dan sejarah sering dianggap sebagai kemenangan Indonesia atas bekas penjajahnya, dan diamini publik. Ekspresi nasionalisme seperti ini memang diperlukan, namun tujuan utamanya jangan dilupakan. Dengan bantuan teknologi, di sini benda-benda tersebut juga harus disimpan secara layak dan diberikan narasi sehingga semua kandungan intelektual dan pengetahuan di dalamnya bisa dikonsumsi publik. Bukan sekedar dipajang secara kaku, seperti bagaimana Indonesia memperlakukan banyak koleksi-koleksi museumnya selama ini. RahadianRundjan adalah esais, kolumnis, penulis dan peneliti sejarah *Setiap tulisan yang dimuat dalam DWnesia menjadi tanggung jawab penulis
Denganmembudidayakan ikan maka dapat membantu meningkatkan sistem perekonomian bagi masyarakat khususnya yang tinggal di daerah pesisir. Hasil produk olahannya adalah gula pasir. Budidaya Ikan Hias Tingkatkan Pendapatan Masyarakat Di Tengah Pandemi Untuk segala bentuk pinjaman. Bagaimana peluang usaha budidaya ikan hias di masyarakat saat ini.
Lebihjelas mengenai analisis peluang, simak kiatnya berikut ini, mengutip situs HaloMoney.co.id. 1. Identifikasi peluang dan persaingan Sebelum memulai usaha, identifikasi produk bisa jadi langkah pertama untuk menghadapi ketatnya persaingan. Produk yang unik dan berbeda dari kompetitor tentu akan dicari masyarakat..